NEWS, IDenesia.id - Kepemimpinan Rusia mengalami "gesekan dan kebingungan" yang signifikan sejak pemberontakan kelompok tentara bayaran Wagner bulan lalu, namun dampaknya terhadap garis depan di Ukraina masih belum dapat dipastikan, kata jenderal tertinggi Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis waktu setempat.
Pemberontakan 24 Juni yang dipimpin oleh bos Wagner, Yevgeny Prigozhin, yang para pejuangnya merebut kota selatan Rostov-on-Don dan melaju ratusan mil ke arah Moskow tanpa perlawanan di lapangan, tiba-tiba dijinakkan dalam sebuah kesepakatan yang tampaknya ditengahi oleh pemimpin Belarusia, Alexander Lukashenko.
Disadur dari laman Reuters, Jumat 14 Juli 2023. Prigozhin mengatakan bahwa pemberontakan ini tidak ditujukan untuk menggulingkan pemerintah, tetapi untuk "mengadili" para kepala militer dan pertahanan atas apa yang ia sebut sebagai kesalahan dan tindakan tidak profesional mereka di Ukraina.
"Pada tingkat strategis, cukup jelas bahwa Anda memiliki sejumlah besar gesekan dan kebingungan," kata Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, kepada sekelompok kecil wartawan yang melakukan perjalanan bersamanya di Asia.
"Ada banyak drama yang terjadi di tingkat paling senior. Bagaimana semua itu akan berakhir pada akhirnya? Saya belum tahu," kata Milley. "Saya rasa kita belum selesai dengan ini. Saya pikir masih ada banyak babak yang harus kita dengar."
Milley mengatakan bahwa pasukan Rusia di tingkat bawah di Ukraina kemungkinan besar lebih fokus pada situasi di lapangan dan bertahan hidup dari hari ke hari.
Sejak pemberontakan tersebut, yang menjadi tantangan domestik terbesar bagi negara Rusia dalam beberapa dekade terakhir, Presiden Vladimir Putin sejauh ini masih mempertahankan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov dalam pekerjaan mereka.
