NEWS, IDenesia.id - Dampak dari kemarau panjang yang disebabkan oleh fenomena El Nino telah mengakibatkan peningkatan jumlah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sulawesi Selatan. Pemerintah provinsi mencatat, total 829 hektar hutan dan lahan terbakar dari berbagai wilayah.
Menurut laporan dari 24 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesatuan Pengelola Hutan dan Lahan (KPHL), sebanyak 20 wilayah di Sulsel mengalami kebakaran. Wilayah Walanae, Soppeng, mencatat jumlah kebakaran terluas hingga mencapai 278 hektare.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sulsel, Andi Hasbi Nur, mengungkapkan, bahwa peningkatan jumlah karhutla di Sulsel sebagian besar disebabkan oleh kelalaian masyarakat yang melakukan pembakaran lahan.
"Kemungkinan besar penyebabnya adalah kelalaian manusia. Banyak dari mereka mungkin tidak menyadari bahwa kondisi El Nino saat ini mengakibatkan tingkat kekeringan yang tinggi, sehingga rumput kering dengan mudah terbakar saat mereka membuka lahan," kata Hasbi Nur kepada IDenesia.id, Kamis, 26 Oktober 2023.
Hasbi Nur juga menyatakan bahwa kesulitan akses air menjadi kendala dalam upaya pemadaman api, mengingat situasi saat ini di mana sumber air sulit ditemukan. Alhasil kebakaran merembet lantaran tidak mampu dikendalikan.
“Mereka tidak antisipasi itu, buktinya itu ada yang bakar dia punya lahan itu mereka sendiri yang menjadi korban meninggal. Itu yang saya lihat karenakan dua kasus yang terjadi itu karena tidak tidak mampu kendalikan,” tegasnya.
Luas hutan dan lahan terbakar di Sulsel:
UPTD KPHP Unit 1 Bulusaraung : 25.50 hektar
UPTD KPHL Unit 2 Ajatappareng: 139,98 hektar
UPTD KPHL Unit 3 Bila: 48,50 hektar
UPTD KPHL Unit 4 Sawitto: 41,00 hektar
UPTD KPHL Unit 5 Mata Allo: 29,70 hektar
UPTD KPHL Unit 6 Saddang I: 6,72 hektar
UPTD KPHL Unit 7 Saddang II: 22,00 hektar
UPTD KPHL Unit 8 Lamasi: 15,60 hektar
UPTD KPHL Unit 9 Latimojong: 25,25 hektar
UPTD KPHL Unit 10 Rongkong: 2,25 hektar
UPTD KPHL Unit 11 Baliase: 12,90 hektar
UPTD KPHP Unit 12 Kambuno: 0,00 hektar
UPTD KPHP Unit 13 Kalaena: 0,00 hektar
UPTD KPHP Unit 14 Angkona: 50,80 hektar
UPTD KPHL Unit 15 Larona: 0,00 hektar
UPTD KPHL Unit 16 Walanae: 278,00 hektar
UPTD KPHP Unit 17 Awota: 9,30 hektar
UPTD KPHP Unit 18 Cenrana: 7,26 hektar
UPTD KPHP Unit 19 Ulubila: 5,00 hektar
UPTD KPHP Unit 20 Jeneberang: 21,50 hektar
UPTD KPHL Unit 21 Kelara: 23,10 hektar
UPTD KPHL Unit 22 BIola: 55,92 hektar
UPTD KPHL Unit 23 Tangka: 0,00 hektar
UPTD KPHL Unit 24 Selayar: 9,00 hektar
Penulis: Alfiandis