Ilustrasi.

Kasus yang Menyebabkan Tewasnya Pemain Sepak Bola di Atas Lapangan

Publish by Redaksi on 10 July 2023

NEWS, IDenesia.id - Sepak bola terkenal sebagai olah raga yang keras, namun tidak sampai mematikan. Meskipun begitu, nyatanya tetap saja ada kasus pemain yang meninggal tiba-tiba saat sedang bermain di atas lapangan. Berikut ini adalah contoh dari kasus-kasus naas tersebut beserta penyebabnya. Dirangkum IDenesia.id dari berbagai sumber, Senin 10 Juli 2023.

Terlalu Banyak Menyundul Bola

Kaki bukanlah satu-satunya anggota badan yang digunakan oleh pemain sepak bola untuk memainkan bola. Selain kaki, pemain juga kerap menggunakan kepalanya untuk menyundul bola. Sudah tidak terhitung banyaknya gol sundulan yang sudah tercipta sepanjang sejarah sepak bola.

Namun menyundul bola ternyata juga memiliki bahaya terselubung. Jika pemain terlalu sering menyundul bola, maka pemain tersebut bisa mengalami gangguan pada kepalanya hingga meninggal dunia. Jeff Astle adalah pemain yang pernah mengalami kasus macam itu. Pria asal Inggris tersebut menjalani karirnya sebagai pemain profesional sepanjang tahu 60 hingga 70-an.

Saat masih aktif berain, Astle dikenal sebagai penyerang yang tajam dan kerap mencetak gol lewat sundulan. Saat bermain untuk klub West Bromwich Albion pada tahun 1964 hingga 1974, Astle total menyumbangkan 137 gol.

Astle pensiun dari karirnya sebagai pemain sepak bola pada tahun 1977. Saat Astle semakin menua, ia mulai menunjukkan tanda-tanda menderita gangguan pada otaknya. Puncaknya adalah ketika pada tahun 2002, Astle meninggal secara tiba-tiba saat sedang berada di rumah putrinya.

Saat jasad Astle diperiksa, terungkap kalau Astle mengalami trauma pada otaknya. Yang menarik, kasus trauma yang dialami oleh Astle normalnya hanya dialami oleh petinju profesional yang kerap menerima hantaman pada kepalanya.

Padahal Astle tidak berprofesi sebagai petinju. Dugaan pun timbul kalau Astle mengalami trauma otak akibat terlalu sering menyundul bola di masa mudanya sebagai pesepak bola.

Serangan Jantung

Miklos Feher adalah pemain sepak bola asal Hongaria yang berposisi sebagai penyerang. Meskipun berasal dari Hongaria, Feher menghabiskan sebagian besar karir sepak bolanya di Portugal. Tragisnya, di Portugal pulalah Feher harus kehilangan nyawanya. Peristiwa naas tersebut terjadi saat Feher bermain untuk klub Benfica.

Pada tanggal 25 Januari 2004, Benfica bertanding melawan Vitoria de Guimaraes. Menjelang berakhirnya pertandingan, Feher secara tiba-tiba membungkuk dan kemudian jatuh tersungkur. Karena Feher tidak kunjung sadarkan diri, Feher kemudian dibawa ke rumah sakit dengan memakai ambulans.

Peristiwa tersebut langsung menarik perhatian publik dan media Portugal karena peristiwa tersebut terjadi saat pertandingannya sedang disiarkan langsung. Di rumah sakit, dokter melakukan segala cara untuk mengembalikan kesadaran Feher. Namun upaya mereka harus berakhir sia-sia. Di malam yang sama, Feher dinyatakan meninggal dunia dalam usia 24 tahun.

Belakangan diketahui kalau Feher meninggal akibat serangan jantung. Pasca wafatnya Feher, Benfica mengumumkan kalau nomor 29 yang dipakai oleh Feher bakal dipensiunkan. Sahabat anehdidunia.com patung yang menampilkan sosok Feher juga dipajang di Estadio da Luz, stadion kandang Benfica.

Setahun sesudah meninggalnya Feher, Benfica berhasil memenangkan Liga Portugal. Sebagai cara untuk menghormati Feher dan keluarganya, rombongan tim Benfica pergi ke rumah orang tua Feher di Hongaria untuk menyerahkan medali juara liga.

Merayakan Gol

Merayakan gol adalah hal yang jamak dijumpai dalam pertandingan sepak bola. Terlebih lagi jika pertandingannya berlangsung sengit. Melakukan perayaan seusai mencetak gol bisa menjadi ajang bagi sang pemain untuk meluapkan emosi sekaligus kelegaannya.

Namun jika momen perayaan atau selebrasi tidak dilakukan secara hati-hati, momen tersebut bisa berubah menjadi petaka. Sayangnya, hal itlah yang menimpa Peter Biaksangzuala.

Peter Biaksangzuala adalah pemain yang berposisi sebagai gelandang bertahan. Saat dirinya tertimpa momen naas yang mengakhiri nyawanya, Biaksangzuala bermain untuk klub Liga Mizoram India yang bernama Bethlehem Vengthlang (BV).

Pada bulan Oktober 2014, BV bertanding melawan Chanmari West. Saat pertandingan memasuki menit ke-62, Biaksangzuala berhasil mencetak gol untuk BV setelah bola yang ditendang rekannya mengenai mistar gawang.

Biaksangzuala spontan langsung melakukan lompatan salto untuk merayakan gol yang baru saja dicetaknya. Namun apes bagi Biaksangzuala, ia tidak berhasil mendarat dengan sempurna dan kemudian jatuh dalam posisi tengkurap.

Melihat Biaksangzuala terkapar di atas lapangan, para pemain BV yang tadinya berada dalam suasana gembira kini berada dalam kondisi panik. Mereka meminta Biaksangzuala segera diganti supaya bisa menerima pertolongan medis.

Saat diperiksa, ternyata Biaksangzuala mengalami patah pada tulang punggungnya. Biaksangzuala pun sesudah itu harus menjalani rawat inap di rumah sakit.

Namun upaya tim dokter gagal menyelamatkan Biaksangzuala. Sekitar 5 hari sesudah Biaksangzuala melakukan selebrasi golnya, Biaksangzuala dinyatakan meninggal dunia.

Cedera Usus

Sepak bola merupakan olah raga terpopuler di Indonesia. Itulah sebabnya stadion di Indonesia hampir selalu terisi penuh setiap kali klub yang mewakili daerah tersebut bertanding. Sayangnya, tingginya popularitas sepak bola di Indonesia tidak diikuti dengan standar perlindungan yang memadai untuk pemainnya.

Pada tanggal 10 Mei 2014, klub Persiraja Banda Aceh bertanding melawan PSAP Sigli. Di tengah-tengah berlangsungnya pertandingan, penjaga gawang PSAP bertabrakan dengan penyerang Persiraja, Akli Fairuz.

Akibat benturan tersebut, Akli mengalami cedera parah pada organ dalamnya. Usus dan kandung kemihnya robek. Akli pun lantas dilarikan ke rumah sakit. Meskipun sudah menjalani perawatan, kondisi Akli tidak kunjung membaik. Akli pun akhirnya menghembuskan napas terakhirnya setelah seminggu menjalani perawatan.

Usai meninggalnya Akli, para pemain PSAP dan Persiraja beramai-ramai menghadiri upacara pemakaman Akli. Menurut informasi yang dikutip dari Lioutan 6, Agus Rohman selaku pemain yang bertabrakan dengan Akli mengaku sangat sedih dan menyesal atas wafatnya Akli. Ia juga mengaku sama sekali tidak memiliki niat mencederai Akli dengan sengaja.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross