Andi Syamsu Alam Arief di Kedai Pramuka (idenesiafile)

Kedai Pramuka, Bertahan dan Bangkit dari Keterpurukan

Publish by Redaksi on 16 August 2022

 

NEWS, IDenesia.id – Toko Kedai Pramuka terletak di Jl. Buru No.59A, Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo, Kota Makassar. Sesuai dengan Namanya, toko ini khusus menyediakan semua perlengkapan dan kebutuhan Pramuka. Mulai dari kacu merah putih, emblem, pin, aneka lambang tanda pandu dunia, kwarcab hingga bendera semaphore. Harganya terjangkau.

Toko yang khusus menjual atribut Pramuka ini didirikan oleh  Andi Amien pada tahun 1951. “Kakek saya dulu pengurus Kwartir Cabang Ujungpandang, mulai tahun 1969 sampai tahun 1990,” terang Andi Syamsu Alam Arief. Ia cucu dari mendiang pendiri Kedai Pramuka.

Menurut Andi Syamsul, kecintaan almarhum kakeknya pada Pramuka memang telah mendarah daging. “Beliau dulu kader Hisbul Wathan, gerakan kepanduan Muhammadiyah di masa perjuangan kemerdekaan,” jelasnya kepada IDenesia.id, Senin, 16 Agustus 2022.

Sepanjang usianya, Kedai Pramuka memang menjadi bagian tak terpisahkan dari rekam jejak kepanduan di Makassar dan timur Indonesia.  Pria berusia 25 tahun itu menambahkan, "Jadi dulu itu kakek saya bilang, toko ini sudah ada waktu Pramuka masih pakai istilah Pandu, itu tahun 1951. Setelah dikelola oleh kakek saya, kemudian dilanjutkan oleh bapak saya."

71 tahun berlalu, Toko Kedai Pramuka kini dikelola oleh generasi ketiga dari sang perintis .“Kalau kakek saya meninggal dunia tahun 2004 saat saya masuk TK, sementara bapak saya meninggal tahun 2011. Saya mulai pegang ini usaha tahun 2015,"ujar Andi Syamsul sambil menambahkan bahwa apa yang dilakukannya merupakan amanat mendiang ayahnya, Andi Arief Amin.

Beragam kisah telah menemani perjalanan Panjang Kedai Pramuka. Tak lepas dari ingatan Andi Syamsul ketika usaha keluarganya itu nyaris bangkrut saat terdampak Covid-19. Saat pembatasan kegiatan masyarakat diberlakukan, aktivitas Pramuka pun ikut terhenti.

Peringatan Hari Pramuka dan tahun ajaran baru yang setiap tahun menjadi momen menggembirakan bagi Kedai Pramuka, berubah menjadi kelam. "Kami sampai harus berhutang untuk makan. Dua tahun lalu tidak sekolah anak-anak, sampai saya pinjam uang untuk makan. Motor juga saya jual," kenang Andi Syamsul.

Namun, hidup memang ibarat roda yang terus berputar. Pasca berlalunya pandemi, kini kegiatan Pramuka sudah mulai kembali menggeliat.Dua pekan terakhir, Andi Syamsul bahkan mengaku kewalahan melayani pembeli. "Alhamdulillah dari daerah datang semua pembeli, langsung habis semua barang. Tongkat ada dua ribu batang, tidak sampai satu minggu habis. Barang masuk langsung habis," ujarnya.

Syamsul mengungkapkan, berbagai perlengkapan yang ada di Kedai Pramuka, dipesannya langsung dari para pengrajin di pulau Jawa. Ini beda dengan mendiang kakeknya serta bapaknya yang dulu mendapatkan pasokan barang dari pengrajin di Kota Makassar.

Andi Syamsul kini tentu bersyukur karena Kedai Pramuka warisan kakek dan bapaknya bisa bertahan hingga akhirnya bangkit dari keterpurukan. Ia berharap Kedai Pramuka bisa terus berlanjut menjadi usaha keluarga seiring perjalanan Pramuka di tanah air. Baginya, Pramuka memang bukan lagi hanya tentang kepanduan belaka, tapi juga tentang kelangsungan hidup.

Di tokonya, Andi Syamsul hingga kini menyimpan sejumlah kenangan. Bukan hanya berupa cerita, tapi juga berupa tenda induk berlabelkan, ‘6 th ASIA PACIFIC JAMBORES 1981’ yang diwariskan mendiang kakeknya sewaktu mengikuti Jambore di Cibubur.

 

 

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross