Kematian George Floyd Dan Kampanye Gerakan Black Lives Matter. (Gambar: Getty Images Amerika Utara).

Kematian George Floyd Mendorong Lahirnya Gerakan Black Lives Matter

Publish by Redaksi on 21 October 2022

NEWS, IDenesia.id – Tyrek Morris pemuda berusia 23 tahun asal Inggris memimpin kelompok Gerakan Pembebasan Kulit Hitam di Inggris All Black Lives UK, dan sudah menjadi rutinitas kegiatannya pada saat ini dalam berbagai kampanye.

Ponselnya akan berkedip dengan pemberitahuan tentang berbagai kasus orang kulit hitam lainnya seperti ditembak, digerus, dipukuli, dicekik, atau 'ditahan' oleh polisi. Belum lagi adanya tagihan palsu yang digunakan untuk membeli rokok di toko serba ada, dan seorang pria yang berada di bawah pengaruh alkohol yang melawan petugas sehingga menderita tekanan psikis.

Tyrek Morris bercerita sambil memperlihatkan sebuah rekaman kamera cctv yang menceritakan adanya cerita yang berbeda tentang kasus George Flyod dimana pada rekamana itu seorang pria diborgol dan dijepit ke tanah di bawah lutut oleh petugas polisi kulit putih Minneapolis Derek Chauvin. Pria kulit hitam itu berteriak dan tergagap dengan mengatakan 'Saya tidak bisa bernapas' lagi dan lagi.

Saat itu 25 Mei 2020, di Minneapolis. Namanya George Floyd, 46, seorang ayah satu anak yang pemalu, dan bekerja sebagai sopir truk dengan impian besar menjadi seorang atlet.

Morris memberi tahu Metro.co.uk: 'Pada saat itu, dengan melihat peristiwa tersebut saya mati rasa.

'Jika, sebagai orang kulit hitam, setelah melihat seseorang dengan kulit yang sama dengan saya, seseorang dengan jalan hidup yang sama dengan saya, seseorang di negara yang sangat mirip, jika saya mulai merasa mati rasa dan saya telah melihat video dari dia mati, yang bisa saya pikirkan, "oh, hanya satu lagi", dan di situlah masalahnya.'

Tak lama kemudian, video tersebut disukai oleh banyak orang dan tersebar kemana-mana di media sosial seperti di media sosial Twitter dan grup Whatsapp, dan sejumlah informasi berita di media massa dan diberbagai pidato politik yang membahas akan masalah George Floyd.

Meskipun kasus pembunuhan Floyd adalah pemicu munculnya gerakan ini, namun semangat besar yang menggerakkan dalam skala besar yang telah mengalir dengan meluap selama beberapa dekade, kata Morris.

Tetapi disadari atau tidak 'mati rasa' ini pada seorang pria kulit hitam yang tidak seperti dirinya yang sekarat membuatnya berani dan banyak orang lain untuk kembali terlibat dengan Black Lives Matter.

Black Lives Matter, sebuah gerakan terdesentralisasi yang berusia hampir satu dekade, berusaha untuk menarik perhatian pada masalah rasisme dan ketidaksetaraan ras yang telah lama diabaikan dan mematikan.

Gerakan itu tumbuh pesat pada tahun 2013 sebagai tanggapan atas pembebasan George Zimmerman dalam penembakan kematian remaja kulit hitam Trayvon Martin 13 bulan sebelumnya.

'Orang kulit hitam mati setiap hari di tangan polisi, rasisme, kebrutalan polisi, dan itu tidak pernah disebutkan,' kata Morris.

"Tetapi dengan George Floyd, saya berani mengatakannya, dan saya tidak bermaksud buruk, itu adalah situasi yang salah pada waktu yang tepat."

 

Dan waktu itu adalah salah satu yang telah banyak dilupakan orang. Pergolakan pandemi virus corona, dengan orang-orang terjebak di dalam rumah saat penyakit misterius menginfeksi ribuan orang dan mulai membunuh ratusan orang.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross