NEWS, IDenesia.id - Tiga desa di Sulawesi Selatan (Sulsel) meraih prestasi dalam Lomba Desa Wisata Nusantara (LDWN), oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) RI. Penghargaan tersebut diberikan sejalan dengan pengembangan program pembangunan di tiga desa tersebut.
Desa Mattabulu, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, yang berada di peringkat ke-10 diberikan penghargaan kategori desa sangat tertinggal/tertinggal. Sementara itu, Desa Tompobulu, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep, menempati peringkat ke-10 untuk kategori desa maju/mandiri, dan Desa Tukamasea, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, berada di peringkat ke-12.
Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Menteri Kemendes PDTT, Abdul Halim Iskandar dalam acara Renaissance Resort Nusa Dua Bali pada Sabtu, 28 September 2024. Turut hadir Plh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Sulsel, A.M. Akbar, yang mewakili Penjabat Gubernur Sulsel, serta Pjs Bupati Pangkep, Wakil Bupati Soppeng, Kadis PMD Soppeng, dan Kadis PMD Maros.
Kepala Dinas PMD Sulsel, A.M. Akbar, menyatakan, Pemprov Sulsel berkomitmen mendukung pengembangan desa wisata di wilayahnya. Hal ini sesuai arahan Penjabat Gubernur Sulsel, Prof. Zudan Arif Fakrulloh.
"Keberhasilan tiga desa ini menjadi momentum penting untuk memperkuat program pembangunan berbasis pariwisata di seluruh kabupaten di Sulawesi Selatan," ujar A.M. Akbar dikutip IDenesia dari laman resmi Pemprov Sulsel, Selasa, 1 Oktober 2024.
Akbar mengungkapkan, pemerintah akan terus meningkatkan pendampingan kepada desa-desa lainnya melalui pelatihan sumber daya manusia, peningkatan infrastruktur, serta penguatan promosi wisata. Inovasi akan terus didorong agar lahirnya desa wisata percontohan baru dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya.
Menurutnya, keberhasilan tiga desa ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh desa-desa di Sulawesi Selatan. Prestasi ini diharapkan menjadi pendorong semangat bagi desa-desa lain untuk terus berinovasi dan mengembangkan potensi pariwisata lokal.
"Dengan potensi dan komitmen yang kuat, Sulawesi Selatan optimistis dapat berkontribusi dalam pengembangan sektor pariwisata nasional berbasis desa dan menjadikan pariwisata sebagai pilar penting dalam pembangunan daerah," tambahnya.
Akbar juga berharap desa-desa di wilayahnya mampu menciptakan destinasi wisata yang berkualitas, berkelanjutan, dan berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional. Pengembangan desa wisata diharapkan dapat menjadi salah satu motor penggerak utama dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dan memperkuat ketahanan ekonomi daerah.
Diketahui, Desa Mattabulu di Kabupaten Soppeng dikenal unggul dalam pengelolaan wisata budaya dan alam. Desa ini memadukan keindahan alam dengan pelestarian warisan budaya.
Festival kebudayaan rutin digelar, menampilkan kesenian lokal dengan partisipasi tokoh masyarakat dan pemerintah desa. Selain itu, desa ini menawarkan keindahan alam pegunungan dan air terjun yang dikelola bersama kelompok pemuda.
Kemudian Desa Tukamasea di Kabupaten Maros menonjol dengan ekowisata hutan mangrove dan wisata budaya. Kerjasama antara pemerintah desa dan tetua adat menjaga kelestarian situs bersejarah yang menjadi daya tarik utama.
Festival kebudayaan tahunan dan ekowisata mangrove menjadi andalan desa ini, dengan jalur wisata yang memudahkan pengunjung menikmati keindahan alam sambil meningkatkan kesadaran lingkungan.
Sementara itu, Desa Tompobulu di Kabupaten Pangkep terkenal dengan ekowisata Gunung Bulusaraung dan Air Terjun Tompobulu. Pengelolaan ekowisata di desa ini melibatkan masyarakat lokal, dengan pendapatan yang digunakan untuk pemeliharaan lingkungan dan pembangunan infrastruktur desa. Upacara adat sebagai penghormatan kepada alam dan leluhur turut menambah daya tarik wisata berbasis budaya lokal di desa ini.