NEWS, IDenesia.id - Seorang hakim AS memutuskan pada hari Selasa waktu setempat bahwa Microsoft dapat melanjutkan rencana akuisisi perusahaan pembuat videogame Activision Blizzard, mengesampingkan permintaan para penegak antimonopoli untuk mendapatkan perintah awal untuk menghentikan sementara kesepakatan senilai $69 miliar (Rp 1,045 kuadriliun) tersebut.

Pengadilan secara terpisah memperpanjang perintah penghentian sementara hingga 14 Juli pukul 11:59 malam untuk memberikan kesempatan kepada Komisi Perdagangan Federal (FTC) mengajukan banding. Disadur dari laman Reuters, Rabu 12 Juli 2023.

FTC pada awalnya meminta hakim untuk menghentikan kesepakatan yang diusulkan, dengan alasan bahwa hal itu akan memberikan Microsoft Corp (MSFT.O), pembuat konsol game Xbox, akses eksklusif ke game-game Activision (ATVI.O) termasuk game terlaris "Call of Duty." Kekhawatiran agensi adalah bahwa kesepakatan tersebut berpotensi menghalangi ketersediaan videogame tersebut di platform lain.

"Kami kecewa dengan hasil ini mengingat ancaman yang jelas dari merger ini terhadap persaingan terbuka di cloud gaming, layanan berlangganan, dan konsol. Dalam beberapa hari ke depan kami akan mengumumkan langkah kami selanjutnya untuk melanjutkan perjuangan kami dalam menjaga persaingan dan melindungi konsumen," kata juru bicara FTC, Douglas Farrar.

Saham Microsoft turun tipis dan saham Activision naik 5,6%.

Dalam argumennya, FTC mengatakan bahwa Microsoft akan dapat menggunakan game-game Activision untuk membuat para pembuat konsol saingannya seperti Nintendo (7974.T) dan pemimpin pasar Sony Group (6758.T) tersingkir.

Presiden Microsoft Brad Smith men-tweet bahwa perusahaan "berterima kasih" atas keputusan yang "cepat dan menyeluruh" tersebut.