Ilustrasi kesehatan mental di ruang kerja (Foto: iStock)

Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja, Hal yang Seringkali Luput Diperhatikan

Publish by Redaksi on 1 November 2023

NEWS, IDenesia.id - Di Indonesia, kesadaran akan kesehatan mental mulai meningkat, terlihat dari semakin banyaknya layanan konsultasi online dan komunitas-komunitas yang peduli akan kesehatan mental. Namun, terlepas dari kemajuan ini, masih banyak orang yang meremehkan pentingnya masalah kesehatan mental.

Kesehatan mental sering kali dianggap lebih abstrak dibandingkan dengan kesehatan fisik, sehingga menimbulkan respon dan sikap yang kurang tepat terhadap individu yang mengalami gangguan mental.

 

Kesehatan Mental di Ruang Kerja

Dilansir IDenesia dari pelbagai sumber, Rabu, 1 November 2023, kesadaran terkait pentingnya kesehatan mental di tempat kerja, para psikiater klinis menekankan hubungan erat antara otak manusia dengan sistem endokrin, yang mengeluarkan hormon yang dapat mempengaruhi kesehatan mental.

Ketika terjadi gangguan mental, hal ini mengindikasikan adanya gangguan pada fungsi otak, yang kemudian dapat berdampak pada performa kerja, produktivitas, hubungan dengan rekan kerja, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Berbagai faktor dapat berkontribusi terhadap gangguan kesehatan mental di lingkungan kerja. Faktor internal dapat mencakup kecenderungan genetik atau riwayat penyakit mental dalam keluarga.

Secara eksternal, sistem komunikasi dan manajemen yang buruk, tujuan dan tugas organisasi yang tidak jelas, kurangnya dukungan, jam kerja yang ketat, ruang untuk berekspresi yang terbatas, pengambilan keputusan yang hirarkis, penugasan yang tidak tepat, dan intimidasi di tempat kerja, semuanya dapat berperan dalam mempengaruhi kesehatan mental secara negatif.

 

Mengatasi Masalah Mental Pekerja

Laporan Kesehatan Mental Dunia WHO (terbit Juni 2022) yang disadur IDenesia.id, mengungkapkan bahwa dari satu miliar orang yang hidup dengan gangguan mental pada tahun 2019, terdapat 15% orang dewasa usia kerja yang mengalami gangguan mental.

Kondisi lingkungan kerja memperkuat isu-isu sosial yang lebih luas yang berdampak negatif pada kesehatan mental, termasuk diskriminasi dan ketidaksetaraan.

Perundungan dan kekerasan psikologis (juga dikenal dengan sebutan "mobbing") merupakan keluhan utama pelecehan di tempat kerja yang berdampak negatif pada kesehatan mental.

Namun, mendiskusikan atau mengungkapkan kesehatan mental masih menjadi hal yang tabu di lingkungan kerja secara global.

Untuk mengatasi masalah kesehatan mental di kalangan karyawan, organisasi memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat yang meminimalkan faktor eksternal yang menyebabkan gangguan kesehatan mental.

Adapun karyawan dapat saling mendukung satu sama lain dengan menunjukkan empati dan pengertian kepada rekan kerja yang mungkin sedang berjuang, menghindari stigma negatif yang dapat memperburuk kondisinya.

 

Peran Individu

Tanggung jawab untuk menjaga kesehatan mental juga berada di tangan individu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan untuk menerapkan gaya hidup sehat yang mencakup olahraga teratur, diet seimbang, dan tidur yang cukup.

Hal lain yang perlu diasah seorang pekerja dalam menjaga kesehatan mental adalah meningkatkan keterampilan mengatasi masalah dan mengembangkan kemampuan untuk mengatasi stres serta terus bergerak maju menuju goals yang ingin dicapai.

Selain itu, melatih diri untuk berpikiran terbuka dan menerima perbedaan yang unik tanpa stigmatisasi adalah kunci untuk membina lingkungan yang mendukung.

Juga yang tak kalah penting, biasakan untuk meminta bantuan ketika diperlukan, karena tidak semua hal dapat diselesaikan sendiri.

 

Kesadaran terkait pentingnya kesehatan mental di tempat kerja, mengatasi faktor eksternal, dan mengambil tanggung jawab individu untuk menjaga kesehatan mental dapat berkontribusi besar dalam mewujudkan lingkungan kerja yang lebih sehat dan mendukung.



#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross