NEWS, IDenesia.id - Dalam budaya dan tradisi masyarakat Sulawesi Selatan, alat musik dianggap berperan penting dalam menciptakan harmoni yang memikat. Salah satu dari sekian perangkat nada tradisional yang menarik perhatian adalah Alosu. Alat musik ini terbuat dari kayu dan tekstil. Penampakannya serupa tabung bambu namun diisi dengan batu-batu kecil.

Tabung ini dibungkus dengan kain warna merah dan putih. Dilansir dari laman resmi Budaya-Indonesia.org, Jumat, 27 Oktober 2023, keunikan dari Alosu karena ujungnya berbentuk kepala ayam. Sessungriu merupakan perangkat yang digunakan dalam tarian Alosu, atau Lalosu yang berasal dari kata Lao-Lisu yang berarti bolak-balik. 

Diberi nama demikian karena saat menari, alat ini digoyangkan ke kiri dan ke kanan. Atau diayun ke depan lalu ke samping hingga menimbulkan bunyi. Tarian Alosu berasal dari Bugis yang merupakan rangkaian dari tarian Bissu atau tarian yang penarinya adalah kelompok waria, dipentaskan saat upacara adat keagamaan, pelantikan raja, hingga penyambutan tamu agung. 

Para pengrajin alat musik ini memiliki keterampilan khusus dalam memilih bahan yang sesuai dan menciptakan desain yang indah. Alosu memiliki bentuk panjang seperti suling dengan lubang-lubang yang dapat dimainkan untuk menghasilkan melodi yang memukau.

Salah satu hal yang membuat Alosu menarik adalah penampakannya. Saat dimainkan dengan benar, Alosu mampu menciptakan suara pelengkap yang merdu dan mendalam, sangat mirip dengan suara marakas. Para pemain Alosu menggunakan teknik khusus untuk menghasilkan berbagai nada yang bersatu menjadi harmoni yang mempesona.

Meskipun Alosu adalah alat musik yang berharga dalam budaya tradisional khususnya di Sulsel, penggunaannya mulai kurang diminati atau perlahan menurun seiring dengan perkembangan teknologi dan globalisasi. Upaya untuk melestarikan Alosu dan mengenalkannya ke generasi muda menjadi sangat penting.