Pahlawan Nasional dari Sulsel, Ranggong Daeng Romo. (Foto: IKPNI).

Kisah Pahlawan Ranggong Daeng Romo, Hingga Diabadikan Jadi Nama Jalan di Makassar

Publish by Redaksi on 22 August 2023

NEWS, IDenesia.id - Pemberian nama jalan berdasarkan nama-nama pahlawan adalah praktik yang umum di banyak negara sebagai cara untuk menghormati dan mengabadikan jasa-jasa mereka dalam sejarah dan perjuangan nasional. Nama-nama pahlawan sering digunakan untuk memberi penghormatan kepada individu atau kelompok yang telah berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan, keadilan, atau pencapaian penting lainnya.

Di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, ada beberapa nama pahlawan nasional yang telah lama dijadikan sebagai nama jalan. Dari sekian banyak nama pahlawan, IDenesia.id, mengambil salah satu tokoh yang erat kaitannya dengan perjuangan rakyat di Sulsel melawan penjajah. Ia adalah Ranggong Daeng Romo. Ketua Organisasi Angkatan Muda Bajeng (Gowa) yang berdiri pada 16 Oktober 1945.

Dilansir dari laman Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPNI), Selasa, 22 Agustus 2023, tujuan organisasi ini adalah menghidupkan semangat perjuangan melawan penjajahan Belanda. Pada tanggal 5 Desember 1945, Ranggong Daeng Romo diangkat sebagai Komandan Barisan Gerakan Muda Bajeng, yang melibatkan aktivitas dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan.

Selama perjalanannya, Gerakan Muda Bajeng terlibat dalam beberapa bentrokan bersenjata dengan pasukan Belanda. Pada tanggal 21 Februari 1946, mereka menyerang posisi serdadu Belanda di Pappu, Takalar. Pada tanggal 23 Februari 1946, mereka melancarkan serangan untuk mendirikan kubu pertahanan di Polleko, yang mengakibatkan pasukan musuh harus meninggalkan posisi tersebut.

Pada tanggal 1 Maret, mereka menghadapi pertempuran dengan patroli Belanda. Serangan-serangan lainnya dilancarkan pada tanggal 7 Maret 1946 di Pappu, Takalar dan tanggal 13 Maret 1946 di Botto Lumpang. Pada tanggal 2 April 1946, Gerakan Muda Bajeng mengalami perubahan nama menjadi Laskar Lipan Bajeng, dengan Ranggong Daeng Romo tetap sebagai pemimpin tertinggi.

Pada tanggal 27 April 1946, Ranggong Daeng Romo bersama bekas anggota Heiho memimpin serangan terhadap patroli musuh di Pollilang. Pada tanggal 2 Juni 1946, mereka menyerang posisi serdadu Belanda di Malolo. Pada tanggal 21 Juni 1946, serangan dilancarkan di Timbuseng, yang mengakibatkan tujuh anggota musuh tewas dan satu dari pihak Daeng Romo.

Pada tanggal 17 Juli 1946, terbentuk Laskar Pemberontakan Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS). Dalam upaya pertama mengembangkan kekuatan, Ranggong Daeng Romo membentuk pasukan tempur khusus yang memiliki kemampuan bergerak cepat untuk mengacaukan langkah NICA (pemerintahan kolonial Belanda).

Pada tanggal 8 Agustus 1946, mereka berhasil mempertahankan markas besar LAPRIS di Rannaya Palembangkung. Namun, pada tanggal 28 Februari 1947, pasukan Belanda meruntuhkan pasukan LAPRIS di Lengger. Dalam pertempuran tersebut, Ranggong Daeng Romo gugur dalam perlawanan gigihnya untuk mempertahankan wilayahnya dari serangan Belanda.

Ranggong Daeng Romo adalah seorang pejuang yang berani dan tak kenal lelah dalam menentang penjajahan Belanda. Ia terus melancarkan serangan dan perlawanan hingga akhir hayatnya. Bahkan menjelang kematian, semangat perjuangannya tidak luntur dalam menghadapi Belanda.

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross