Mohammad Abu Al Qumsan memegang akta kelahiran anak kembarnya yang berusia tiga hari – Aysal dan Aser di antara mayat istri dan anak-anaknya. (Foto: AP)

Kisah Paling Sedih di Gaza, Anak Kembar Usia 3 Hari Tewas saat Ayahnya Ambil Akta Kelahiran

Publish by Redaksi on 14 August 2024

NEWS, IDenesia.id—Mungkin ini salah satu kisah paling sedih dalam 10 bulan serangan brutal Israel di Gaza, Palestina.

Seorang ayah bernama Mohammad Abu Al Qumsan kehilangan anak kembar dan istrinya saat ia sedang mengurus akta kelahiran mereka.

Beberapa jam sebelum serangan Israel, Mohammad Abu Al Qumsan meninggalkan apartemennya di Deir al-Balah untuk mengambil akta kelahiran untuk anak kembarnya yang berusia tiga hari – Aysal dan Aser, laki-laki dan perempuan.

Namun, saat Mohammad Abu Al Qumsan sudah mengambil akta kelahiran itu, ia menerima panggilan telepon bahwa serangan Israel menghantam rumahnya, menewaskan dua bayi, bersama istrinya, Jumana.

Mohammad Abu Al Qumsan gemetar dan terkesiap karena tak percaya orang-orang tercintanya yang ia tinggalkan dalam keadaan sehat tiba-tiba sudah tiada. Matanya berkaca-kaca sebelum ia jatuh lemas di halaman Rumah Sakit Syuhada Al Aqsa di Gaza tengah pada hari Selasa, 13 Agustus 2024.

"Saya mohon. Saya mohon. Izinkan saya melihat mereka. Dia baru saja melahirkan. Tolong izinkan saya melihatnya," teriaknya kepada pejabat kesehatan di fasilitas medis tersebut sebagaimana dilansir IDenesia dari 9News, Rabu, 14 Agustus 2024.

Rekaman yang direkam oleh jurnalis lepas yang bekerja untuk CNN menunjukkan puluhan pelayat berkerumun di sekitar Al Qumsan di Rumah Sakit Al Aqsa.

Para pria berusaha menghibur duda yang berduka itu, dengan lembut membelai dahinya.

Dalam adegan lain, Al Qumsan terlihat berlutut di samping jenazah anak dan istrinya yang sudah terbungkus kain kafan, sebelum melakukan salat jenazah bersama para jamaah lainnya.

Istrinya, seorang apoteker, dan si kembar termasuk di antara sedikitnya 23 orang, termasuk bayi berusia sembilan bulan, yang tewas dalam beberapa serangan Israel di daerah tersebut, menurut pejabat rumah sakit.

"Semoga Tuhan mempersatukan kalian di surga. Demi Tuhan, kamu akan dipersatukan kembali dengan mereka di surga dan bersama mereka selamanya." kata seorang imam.

Al Qumsan mengatakan kepada CNN bahwa dia telah memindahkan keluarganya ke sebuah apartemen di Deir al-Balah, dalam upaya putus asa untuk melindungi istrinya yang saat itu sedang hamil dari kampanye pengeboman Israel yang tiada henti di Gaza.

Beberapa hari sebelumnya, Jumana menerbitkan sebuah unggahan di Facebook untuk merayakan kelahiran bayi kembarnya, yang ia gambarkan sebagai "keajaiban."

Pasangan itu menikah tahun lalu, sebelum perang Israel-Hamas dimulai. "Bersama selamanya," tulisnya dalam unggahan media sosial sebelumnya yang mengumumkan pernikahan mereka, pada bulan Juli 2023.

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina – termasuk lebih dari 16.400 anak-anak, 115 di antaranya bayi baru lahir – dan melukai lebih dari 92.000 orang.

Badan PBB untuk anak-anak, UNICEF, mengatatkan bahwa perang tanpa henti di Gaza menimbulkan kengerian pada ribuan anak-anak. Mereka memperkirakan setidaknya ada 17.000 anak-anak yang tidak ditemani atau terpisah dengan keluarganya di Gaza.

"Rekaman yang disaksikan dunia di televisi memberikan gambaran penting tentang neraka yang dialami orang-orang selama lebih dari 10 bulan. Yang tidak sepenuhnya ditunjukkan adalah bagaimana di balik bangunan-bangunan yang hancur – seluruh lingkungan, mata pencaharian, dan impian telah diratakan dengan tanah," kata Salim Oweis, juru bicara UNICEF, pada hari Jumat.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross