Pay dan Kedai Kopi Kelilingnya (idenesiafile)

Kisah Sukses Pay dengan Kedai Kopi Kelilingnya

Publish by Redaksi on 2 September 2022

NEWS, IDenesia.id - ‘Ngopi’ yang dulunya hanya tentang rasa, kini berkembang menjadi gaya hidup. Coffee shop bermunculan seperti jamur di musim hujan. Beragam tempat ngopi hadir menawarkan berbagai konsep tampilan. Meski demikian, tak sedikit pula pecinta kopi yang lebih menikmati menyeruput kopi di tempat yang biasa-biasa saja, termasuk di pinggir jalan.

Peluang itulah yang kemudian dilirik oleh Pay, pria berusia 52 tahun pemilik Kedai Kopi Keliling di Kota Makassar. Bermodalkan sepeda motor dan peralatan meracik kopi, saban hari ia berkeliling menawarkan rasa dan sensasi ngopi di mana saja.

Ditemui IDenesia.id di bilangan jalan Raya Pendidikan, Makassar, Kamis, 1 September 2022, bapak dua anak ini bercerita tentang usaha yang ia mulai lakukan sejak Agustus 2021 lalu. Sembari menyiapkan pesanan kopi pelanggannya, Pay berkisah bahwa ini bukan kali pertama dirinya bergelut dengan usaha berjualan keliling.

“Saya tidak langsung ke bisnis kopi, ada beberapa saya lalui sebelumnya. Jual gorengan sama sarabba, cuman resikonya lebih tinggi meskipun banyak peminatnya. Contoh, kalau gorengan tidak habis otomatis dibuang, tidak mungkin disimpan untuk dijual besoknya. Begitu pun dengan sarabba, kan pakai santan, sehari basi. Akhirnya saya ke kopi, kopi itu tidak ada basinya. Orang pesan baru dibuatkan. Disimpan juga tidak apa-apa,” kisahnya.

Ia melanjutkan ceritanya sembari meracik kopi pelanggan sesuai takaran yang pas. Biji-biji kopi itu ia masukkan ke dalam mesin penghancur kopi bernama grinder. Meski dibuat di pinggir jalan, rasa kopi buat Pay tidak kalah dengan kopi yang disajikan di cafe-cafe.

“Saya tidak pernah punya pengalaman bikin kopi. Saya dulu cuma penikmat kopi di warkop. Tapi terdorong kemauan keras untuk belajar, yah, saya belajar dari media sosial, youtube, terus kenalan sama mantan barista yang memberi saya kursus tanpa biaya. Ndak lama, hanya kurang lebih dua minggu saya belajar cara bikin kopi, jenisnya, rasanya,” tuturnya sambil menyerahkan kopi pesanan IDenesia.id.

Bagi Pay menjual kopi keliling lebih asyik dibanding diam di tempat sambil menunggu pelanggan datang. Lagipula, dia tak mau terbebani dengan biaya sewa tempat besar.

“Inspirasinya ini sebenarnya dari YouTube, terutama dari Vietnam dan Thailand. Modalnya sangat tipis, untuk memenuhi semua kebutuhan alat dan kopi. Motor saya jual, kemudian hasilnya setengah pakai buat bisnis kopi. Sisanya lagi saya pakai buat beli motor bekas yang sekarang saya pakai,” jelasnya.

Pay menambahkan, awalnya ia memulai bisnis kopinya dengan cara berkeliling mencari pelanggan di spot-spot tempat nongkrong. Seiring waktu berjalan, “Pelanggan ada yang mulai simpan nomor hape saya. Kemudian ada yang minta saya datang ke kantornya, acara ulang tahun, arisan, pengajian, pameran. Syaratnya, minimal pemesanan 10 gelas. Jadi sistem jemput bola, kita datangi pelanggan bukan sebaliknya. Even bersakala besar dalam empat hari saya bisa dapat untung 3,5 juta rupiah. Even kecil paling sedikit saya dapat 40 sampai 50 gelas, sekitar 60 ribu rupiah,” ungkapnya.

Pay pun berbagi tips dalam menjalankan usahanya. Menurutnya, tantangan paling berat adalah dirinya sendiri. Ia merasa harus menaklukkan diri sendiri jika tetap ingin eksis dengan usahanya yang sekarang.

“Saya prinsipnya, semua orang bisa bikin kopi. Yang susah orang penuhi itu, ke mana dia mau jual dan bagaimana mentalnya. Tapi dari semua masalah itu, mental. Karena beda itu kita jualan stay di tempat, ibaratnya bermain aman. Tetapi dengan metode begini, mental. Karena kita harus berada di lapangan, berpanas-panasan, kadang kehujanan, debu, dimaki-maki orang, dikejar Satpol PP. Kedua baru skill, karena skil tanpa mental tidak jalan itu bisnis,” pesannya.

Kini Pay menghabiskan hari-harinya dengan keliling jualan kopi. Ia menyusuri jalan-jalan di Kota Makassar untuk mencari spot yang berpeluang banyak pelanggan.

Setengah bagian dari jok sepeda motor matic putihnya menjadi tempat penyimpanan terbuat dari kotak kayu berisi aneka peralatan untuk meracik kopi. Ada spanduk kecil terpasang di sampingnya bertuliskan, “KOPI SINI” berikut menu dan harga kopi. Ada Kopi espresso, kopi susu, dan americano yang Pay banderol dengan harga terjangkau yakni hanya Rp10 ribu per gelas.

 

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross