Para anggota Komunitas La Sape (miabafrica-mondoblog)

Komunitas La Sape, Biar Miskin Asal Gaya

Publish by Redaksi on 15 September 2022

NEWS, IDenesia.id - Anda tentu masih ingat dengan fenomena Citayam Fashion Week yang beberapa waktu lalu viral dan menjadi sorotan media. Kehadiran para remaja yang umumnya berasal dari Citayam Bojong Gede dengan gaya fashion kekinian di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat itu akhirnya menjadi trend.

Nah, di Republik Kongo yang terletak di Benua Afrika, jauh sebelum Citayam Fashion Week lahir, terdapat komunitas fashion yang dikenal dengan sebutan La Sape. Komunitas ini dikenal karena para pengikutnya adalah para pencinta fashion yang rela hidup susah asal bisa tampil gaya.

La Sape adalah singkatan dari Société des ambianceurs et des personnes elegantes atau Society of Atmosphere-setters and Elegant People. Para penganut La Sape disebut sapeurs (sapeuses bagi perempuan).

Asal-usul La Sape bermula ketika budak Kongo bekerja untuk mendapatkan pakaian bekas di awal abad ke-20 pada masa penjajahan Belgia-Prancis.

Di luar jam kerja, para pria Kongo mulai berpakaian seperti "pria Prancis" yang fashionable, ditandai dengan pakaian warna-warni, sepatu mewah, aksesoris seperti topi bowler, tongkat, dan kacamata hitam. Mengenakan pakaian seperti itu, mereka merasa keren dan mendapatkan energi serta kegembiraan.

Anggota La Sape rela menabung selama bertahun-tahun demi mengumpulkan uang puluhan juta untuk membeli sebuah jas rancangan desainer ternama. Mereka juga dikenal tak mau memakai barang palsu.

Dari pada membeli rumah atau kendaraan bermotor, mereka lebih suka menghabiskan beratus-ratus dolar uang mereka untuk membeli pakaian. Prioritas mereka memang bukan untuk kestabilan ekonomi, tapi hanya untuk gaya.

Kini La Sape adalah gaya hidup yang kini berkembang menjadi ideologi gerakan tentang menjadi bahagia dan elegan bahkan jika seseorang sebenarnya kekurangan makan.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross