Anwar El Ghazi saat berada di Masjidil Haram, Makkah. (Foto: Instagram)

Kontrak Diputus karena Dukung Gaza, El Ghazi Menang di Pengadilan, Mainz harus Bayar Rp29 Miliar

Publish by Redaksi on 13 July 2024

NEWS, IDenesia.id—Pengadilan Jerman memutuskan bahwa kontrak pemain depan Belanda Anwar El Ghazi di Mainz diputus secara tidak sah menyusul dukungan yang ia sampaikan di media sosial untuk rakyat Gaza.

Klub Bundesliga Jerman, Mainz awalnya menskors El Ghazi dan kemudian memutus kontraknya pada bulan November menyusul postingan media sosialnya sehubungan dengan konflik tersebut.

El Ghazi tidak pernah diam menyuarakan penderitaan warga Gaza dan sang penyerang menegaskan bahwa dia tidak menyesal kontraknya diputus karena pendiriannya yang teguh.

Dilansir IDenesia dari The New Arab, Sabtu, 13 Juli 2024, juru bicara Mainz mengatakan kepada Reuters bahwa mereka sedang menunggu alasan tertulis pengadilan atas keputusan tersebut sebelum memutuskan apakah mereka akan mengajukan banding.

El Ghazi memiliki kontrak dengan Mainz hingga 2025 dan The Athletic melaporkan klub harus membayar gajinya selama sembilan bulan terakhir, dengan total 1,7 juta euro atau sekitar Rp29 miliar sebagai akibat dari keputusan tersebut.

Pemain berusia 29 tahun, yang pernah bermain untuk klub Liga Premier Aston Villa dan Everton itu pertama kali diskors pada 17 Oktober karena postingan awalnya yang kemudian dihapusnya.

Namun, ia melanjutkan dengan postingan terkait konflik tersebut, dengan mengatakan ia tidak bisa tinggal diam, dan menambahkan bahwa tidak ada pembenaran atas pembunuhan ribuan anak di Gaza.

Mainz, yang mengembalikannya ke skuat setelah skorsing awalnya, mengatakan postingan El Ghazi  disambut dengan kejutan dan ketidakpercayaan sebelum membuat keputusan untuk mengakhiri kontraknya.

Nujum Sports, sebuah organisasi nirlaba yang mendukung El Ghazi dan membantunya menyelenggarakan pertandingan sepak bola amal untuk mengumpulkan dana bagi anak-anak Gaza, menggambarkan keputusan pengadilan ini sebagai putusan penting.

“Kami berharap klub-klub dan badan-badan profesional memperhatikan dan tidak terus menekan kebebasan berpendapat yang sah dengan menekan para atlet untuk tetap diam atau mengadopsi narasi tertentu dengan ancaman pemutusan kontrak,” tulis Nujum Sports di X.

Selama sembilan bulan perang, lebih dari 38.000 warga Palestina telah terbunuh akibat serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menghancurkan wilayah tersebut. Selain itu,  lebih dari 88.000 lainnya terluka dan ancaman kelaparan terjadi di mana-mana.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross