Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (Foto: Istimewa).

Kritik Pedas Hasil Seleksi Calon Pimpinan KPK

Publish by Redaksi on 3 October 2024

NEWS, IDenesia.id—Panitia Seleksi (Pansel) KPK sudah menyerahkan masing-masing 10 calon pimpinan KPK dan calon Dewan Pengawas (Dewas) KPK ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa, 1 Oktober 2024.

Ke-20 nama itu nantinya akan diserahkan Jokowi ke DPR untuk mengikuti fit and proper test.

Untuk Capim KPK ada nama Agus Joko Pramono,  Ahmad Alamsyah Saragih, Djoko Poerwanto, Fitroh Rohcahyanto, Ibnu Basuki Widodo, Ida Budhiati, Johanis Tanak, Michael Rolandi Cesnanta Brata,  Poengky Indarti, dan Setyo Budiyanto.

Sementara Dewas KPK, 10 nama yang dipilih pansel yakni Benny Jozua Mamoto, Chisca Mirawati, Elly Fariani, Gusrizal, Hamdi Hassyarbaini, Heru Kreshna Reza, Iskandar Mz, Mirwazi, Sumpeno, dan Wisnu Baroto.

Setelah nama-nama ini muncul ke publik, kritik pun bermunculan. Salah satunya dari pimpinan KPK periode 2015-2019, Laode M Syarif. Lewat akun X pribadinya, @LaodeMSyarif, ia menyoroti tidak adanya nama Yanuar Nugroho, Muhammad Yusuf, Pahala Nainggolan, Sugeng Purnomo, Wawan Wardiana, dan Johan Budi dalam daftar 10 nama yang diserahkan ke Jokowi.

"Agak sukar menelan kenyataan dengan tereliminasinya orang-orang yang saya kenal tulus dan memiliki rekam jejak baik dalam pemberantasan korupsi," tulisnya seraya mencantumkan nama yang dimaksud sebagaimana dilansir IDenesia dari akun X-nya, Kamis, 3 Oktober 2024.

"PENGABDIAN pada Republik dapat dilakukan dimana saja di negeri tercinta ini. SEHAT SELALU KAWAN-KAWAN, PERJUANGAN MASIH PANJANG," lanjutnya.

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu menanggapi tweet Laode M Syarif dengan menulis bahwa ini adalah upaya penyingkiran orang baik. "Pekerjaan pertama rezim busuk adalah menyingkirkan orang baik," katanya di akun X pribadinya, @msaid_didu.

Yanuar Nugroho sendiri dalam "Catatan Pribadi Pasca Proses Capim KPK" yang ia tulis di X menegaskan bahwa keikutsertaannya dalam proses pencalonan pimpinan KPK ini sebagai ‘eksperimen politik" dan ia mengaku sadar sejak awal bahwa kansnya tidak besar.

"Jadi, ketika diumumkan dan nama saya tidak ada dalam list 10 nama untuk diajukan presiden ke DPR, saya tidak terkejut sama sekali," tulis mantan pansel pemilihan komisioner KIP dan direksi BPJS Kesehatan itu di akun X-nya.

Ia menegaskan bahwa pansel pastinya tidak sempurna, seperti kritik banyak orang. Namun, ia percaya  pansel sudah bekerja keras dan berusaha semaksimal mungkin mencari orang-orang terbaik.

"Meski pada akhirnya mungkin tidak bisa lepas dari kompromi politik. Apapun itu, saya sangat menghargai kerja keras pansel," ujarnya.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross