Ilustrasi, peperangan di zaman penjajahan di bumi nusantara. (Foto: Attoriolong).

La Temmu Page Arung Labuaja, Jenderal Religius Kerajaan Bone yang Cerdik dan Buas ke Penjajah

Publish by Redaksi on 4 September 2023

NEWS, IDenesia.id - Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, menyimpan banyak catatan sejarah tentang perjuangan melawan penjajah. Di masa kejayaan kerajaan, banyak tokoh pejuang yang mati-matian mengorbankan jiwa dan raga menumpas para kolonial yang hendak menguasai wilayah Indonesia. Termasuk Sulawesi di zaman itu. Dari sekian banyak kombatan, salah satu yang mencolok karena sifat religiusnya adalah La Temmu Page. 

La Temmu Page, seorang bangsawan Bugis dengan gelar Arung, menjadi tokoh utama dalam perjuangan mengusir pasukan penjajah yang menyerbu Kerajaan Bone yang aman dan damai. Namun, perjuangannya tak hanya untuk melawan penjajah, tetapi juga untuk menjaga wilayah Kerajaan Bone dari upaya pemaksaan dan penjajahan oleh pihak asing, terutama yang bukan pemeluk Islam.

Keberaniannya di medan perang didorong oleh tekad untuk merdeka dan menolak kolonial, terutama yang tidak beragama Islam. Tekad ini didasari oleh amanah yang diberikan oleh Raja Bone, La Pawawoi Karaeng Segeri, yang meminta La Temmu Page untuk melanjutkan perjuangan melawan Belanda. La Temmu Page menerima tombak panglima perang dan sebuah badik pusaka sebagai simbol perintah untuk terus berjuang.

Meskipun Belanda mencoba untuk memaksanya menyerah, La Temmu Page tetap berjuang dengan cerdik, menghadapinya melalui cara lain, dan tidak pernah menyerah sepenuhnya. Dia bahkan melakukan propaganda kepada Arung Palili untuk tidak membayar pajak kepada Belanda, yang akhirnya membuatnya dipecat dan diasingkan ke Pompanua, Onder Afdelling Bone Utara.

Meski terlihat menyerah secara fisik, La Temmu Page mengubah taktik perjuangannya, dari perang gerilya menjadi perlawanan dalam sistem pemerintahan Belanda. Dia berani melanjutkan perjuangan La Pawawoi Karaeng Segeri dan Petta Ponggawae Andi Abdul Hamid setelah peristiwa yang dikenal sebagai 'rumpanna' Kerajaan Bone pada tahun 1905.

La Temmu Page melakukan perang gerilya dengan taktik serangan mendadak, lalu masuk ke dalam kawasan hutan untuk menghindari pengejaran. Dia terlibat dalam peristiwa penyerangan Benteng Pakkanre' Buleng yang mengakibatkan beberapa tentara Belanda tewas bersama dengan beberapa pasukan khusus La Temmu Page. Tragisnya, La Temmu Page tewas dan dikubur dalam sebuah sumur bersama dengan kudanya.

Buku berjudul "LA TEMMU PAGE ARUNG LABUAJA: SANG JENDERAL KERAJAAN BONE DENGAN TAKTIK PERANG GERILYANYA" mendokumentasikan perjuangan Kerajaan Bone dan masyarakatnya, terutama peran La Temmu Page dalam menghadapi Belanda setelah peristiwa ‘Rumpanna' Kerajaan Bone pada tahun 1905. La Temmu Page menjadi simbol semangat perlawanan yang hampir menghentikan ambisi terakhir Belanda untuk menguasai seluruh daratan Sulawesi pada masa itu. Nama tempat seperti Bontorihu, Labuaja, dan Kahu juga menjadi saksi bisu dari perjuangannya pada tahun 1905-1909. 

Sumber: Buku LA TEMMU PAGE ARUNG LABUAJA: SANG JENDERAL KERAJAAN BONE DENGAN TAKTIK PERANG GERILYANYA - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan.

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross