Lapangan karebosi tahun 1980-an. (foto:Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)

Lapangan Karebosi dengan Beragam Jejak yang Menyertainya

Publish by Redaksi on 5 December 2023

NEWS, IDenesia.id - Selain berfungsi sebagai lapangan bola, Lapangan Karebosi juga memiliki jogging track, lapangan tenis hingga area skateboard. Namun, selain fasilitas olahraganya, ternyata Lapangan Karebosi juga menyimpan sejarah unik di dalamnya.

Lahan dengan luas sekitar 12 hektar ini terletak di Kecamatan Ujung Pandang, tepatnya di pertemuan Jalan R.A Kartini, Jalan Kajaolalido, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Jenderal Sudirman. 

Dilansir IDenesia dari pelbagai sumber, Selasa, 5 Desember 2023, lokasi ini dahulu merupakan sebuah sawah milik Kerajaan Tallo, yang kemudian menjadi Kerajaan Gowa-Tallo. Namun sebelum kerajaan tersebut berdiri, terdapat cerita lain yang tak kalah menarik.

Koningsplein, kini dikenal dengan nama Lapangan Karebosi (Foto: Collectie Tropenmuseum)

Sejarah Lapangan Karebosi

Diceritakan, pada sekitar abad ke-10, sebelum masa kerajaan Tallo, wilayah tersebut pernah mengalami kekeringan parah selama bertahun-tahun. Kekacauan pun terjadi dengan berlakunya hukum rimba akibat kekeringan parah tersebut, di mana mereka yang kuat akan menyerang yang lemah untuk bertahan.

Kekacauan tersebut berlangsung terus menerus hingga suatu hari, Tallo tiba-tiba diguyur hujan yang sangat deras selama tujuh hari tujuh malam. Lokasi lapangan yang awalnya hanya berupa hamparan kering lalu berubah digenangi air.

Hujan tersebut baru reda pada hari ke delapan, diikuti dengan turunnya tujuh sosok misterius dengan gaun keemasan dari langit yang muncul sesaat, dan meninggalkan tujuh gundukan seperti makam di area lapangan yang kini dikenal sebagai Karebosi tersebut.

Konon, tujuh sosok misterius tersebut merupakan Tomanurung, sebutan untuk dewa-dewi dalam mitologi Bugis-Makassar. Tempat turunnya pun kemudian dinamakan Kanrobosi, ‘Kanro’ berarti anugerah dari Yang Maha Kuasa, sedangkan ‘Bosi’ artinya hujan.

Makam misterius di Lapangan Karebosi (Foto: Z Creators/Retno Mandriyarini)

Masa Kerajaan Gowa-Tallo

Selain legenda terkait hujan deras, terdapat versi lain sejarah penamaan Lapangan Karebosi. Konon, nama Karebosi diambil dari singkatan nama seorang aristokrat keturunan Raja Tallo, Karaeng Bunga Rosina. Dinamai demikian dengan tujuan sebagai penghargaan terhadap jasa dan kebijaksanaanya.

Beberapa sumber menuliskan, Lapangan Karebosi dulunya merupakan lapangan tempat pertemuan Raja-raja di Sulawesi Selatan, antara lain Somba ri Gowa, Mangkau ri Bone, Payunge ri Luwu, Matasak ri Toraya, dan Pasaga ri Kajang.

Karebosi juga kerap kali digunakan sebagai tempat dilaksanakannya acara-acara besar pada masa tersebut.

Beberapa juga menuliskan bahwa mulanya wilayah Karebosi merupakan wilayah sawah kerajaan. Ketika itu, pada kisaran tahun 1632, puluhan rakyat Gowa secara sukarela menanam padi di sawah kerajaan yang bernama Karebosi.

Jalur jogging di Lapangan Karebosi (Foto: IDenesia)

Masa penjajahan Hindia-Belanda hingga kini

Pada masa penjajahan Belanda, Karebosi pernah diganti namanya menjadi Koningsplein dan kerap digunakan sebagai tempat pelatihan tentara selain sebagai alun-alun publik.

Setelah kemerdekaan, nama Karebosi akhirnya kembali digunakan. Tempat ini pun menjadi salah satu pusat keramaian yang digemari masyarakat.

Kini, setelah dilakukan revitalisasi dan penambahan fasilitas, termasuk dengan pusat perbelanjaan bawah tanah, Lapangan Karebosi lebih banyak digunakan sebagai tempat olahraga dan tempat latihan para pemain sepak bola, dan juga tempat dilaksanakannya kegiatan publik berskala besar.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross