NEWS, IDenesia.id - Ibu dian adalah warga Pampang V yang saban hari berjualan celana di sekitar jalan Urip Sumoharjo, Makassar. 

Namun, Senin sore kemarin, ibu berusia 30 tahun itu memilih berhenti untuk sementara jualan celana. "Saya ganti jualan air minum, pak. Laku air minum. Dari tadi siang sampai sekarang ini sudah empat dos mi habis, dua dos air gelas dan dua dos air botol," tutur Ibu Dian saat ditemui IDenesia.id, di depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI), Senin sore, 5 September 2022.

Tak hanya air mineral, Ibu Dian juga menjajakan beberapa botol teh kemasan. Pembelinya bukan hanya para mahasiswa yang berunjuk rasa, tapi juga para pengguna jalan yang kejebak macet. 

Sambil melayani pembeli dan sesekali melirik ke mahasiswa yang berorasi, Ibu Dian menjelaskan bahwa kali ini pendapatannya lebih sedikit dibanding aksi unjuk rasa tahun lalu. 

"Tahun lalu itu sampai sepuluh dos habis air minum tiap hari, karena banyak mahasiswa yang demo. Biar yang dari Unhas juga jalan semua ke sini. Sekarang agak kurang mi tapi Alhamdulillah lumayan pemasukan," jelas Ibu beranak tiga itu. 

Dalam satu kardus air gelas mineral, Ibu Dian membelinya dengan harga Rp.28 ribu per kardus isi 48 gelas, kemudian dijual dengan harga Rp.1000 rupiah per gelas. Sementara untuk air botol kemasan, dibelinya dengan harga Rp.48 ribu rupiah per kardus dengan isi 24 botol, dan dijual dengan harga Rp.5.000 rupiah per botolnya. 

Meski unjuk rasa mahasiswa mendatangkan rejeki tambahan buatnya, namun Ibu Dian mengaku selalu berdoa semoga tak terjadi bentrok antar mahasiswa dan petugas.

"Kayak tahun lalu, pas baku lempar mi, saya langsung lari masuk ke rumah di Pampang lima. Mudah-mudahan nda bentrok ji deh," kata Ibu Dian.

Senin, 5 September 2022, unjuk rasa menolak kenaikan BBM berlangsung di sejumlah lokasi di Makassar. Unjuk rasa yang digelar para mahasiswa tersebut, umumnya digelar di depan kampus. Beberapa kelompok juga menggelar aksi mereka di fly over, kantor DPRD Makassar dan DPRD Sulsel.

Senin malam, unjuk rasa sekelompok mahasiswa di depan kampus UNM di jalan Andi Pangerang Pettarani Makassar diwarnai bentrokan. Aksi saling lempar bermula ketika sekelompok orang tiba-tiba mendatangi mahasiswa yang tengah memblokir jalan. Mereka memaksa pengunjuk rasa untuk menghentikan aksinya karena merugikan pengguna jalan.