NEWS, IDenesia.id - Musim kemarau yang berkepanjangan menjadi perhatian serius bagi warga Kota Makassar. Diperkirakan, dalam 60 hari, wilayah ini tidak pernah atau masih belum bisa merasakan hujan yang biasanya terjadi di saat-saat kemarau.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar, Hanafi Hamzah mengatakan, situasi ini sangat tidak biasa. Menurutnya, meskipun musim kemarau, terkadang hujan masih kerap terjadi walaupun tidak tergolong besar.
“Biasanya kalau musim kemarau masih ada hujan dalam sebulan 5 hari, ini pada bulan Agustus tidak ada hujan sama sekali di wilayah Makassar,” kata Hanafi Hamzah kepada IDenesia.id, Kamis, 7 September 2023.
Hanafi mengatakan, dampak dari musim kemarau yang panjang sangat terasa, terutama dalam menurunkan atau mempengaruhi kadar air tanah. Risiko kekeringan pun semakin meningkat. “Jadi akibatnya yah tanah yang kita pijak ini kecenderungan air tanahnya ini sudah semakin berkurang karena tidak ada hujan,” tuturnya.
Namun, Makassar bukan satu-satunya wilayah yang terdampak. Sejumlah daerah di Sulawesi Selatan juga menghadapi situasi yang serupa. “Beberapa wilayah juga kondisi demikian terjadi di mana hari tanpa hujannya itu sudah melebihi 60 hari seperti itu,” terang Hanafi.
Musim hujan sendiri diperkirakan akan tiba pada bulan November hingga Desember. Hanya saja karena dampak El Nino kemungkinan akan membuat curah hujan tetap rendah. Kekeringan ini membuat beberapa daerah di Sulsel mulai kesulitan air baku. Termasuk di Kota Makassar.
Berdasarkan hasil pemantauan BMKG sebelumnya, suhu laut Samudra Pasifik disebut belum begitu stabil. "Kita pantau dari suhu permukaan laut dari Nino 3.4 di Samudra Pasifik sampai Februari 2024 ini terindikasi masih panas sehingga dampaknya ke wilayah kita juga masih terasa," ucap Hanafi
Lebih lanjut kata Hanafi, meskipun diperkirakan ada musim hujan pada bulan November hingga Desember, dampak El Nino masih akan mempengaruhi curah hujan. Kondisi inilah yang menjadi penyebab dari kekeringan parah di sebagian besar wilayah di Sulsel.
Penulis: Alfiandis
