NEWS, IDenesia.id - Makassar Biennale (MB) merupakan sebuah peristiwa, forum, dialog dan kerja kebudayaan berskala internasional yang berlangsung setiap dua tahun yang menjadikan seni rupa sebagai penggerak utamanya dan menetapkan “Maritim” sebagai tema abadi.
Berbeda dengan Biennale lain di Indonesia, MB yang digelar di kota-kota di Indonesia Timur, tidak hanya dilaksanakan di satu titik saja. Menurut Direktur MB, Anwar Jimpe Rachman, model pelaksanaan MB yang dimulai sejak 2019 ini menjadi cara MB ikut berkontribusi pada perkembangan dan pertumbuhan dinamika kancah seni dan kebudayaan di Nusantara.
Tahun ini, MB berlangsung di Makassar, Parepare, Pangkep, Labuan Bajo, dan Nabire. 'Suara-Suara Air' menjadi subtema yang diambil oleh Pangkep, kota ketiga pelaksanaan MB 2023 setelah Makassar dan Parepare, mendampingi tema utama Maritim sebagai respons atas isu yang menguat di Pangkep.
Pada pengantar pameran dijelaskan bahwa pemilihan subtema 'Suara-Suara Air' didasari oleh fenomena suara air yang terasa horor di wilayah bentangan salah satu karst terbesar di dunia tersebut. Saat musim hujan terancam banjir, pun saat kemarau, tetesan air keran selalu dikhawatirkan menjadi tetesan yang terakhir. Padahal, kawasan karst memiliki fungsi ekologis yang dapat menampung air dan mengalirkannya kembali.
Keberadaan karst juga menjadi penanda peradaban umat manusia yang telah mendiami wilayah ini sejak 40 ribuan tahun lalu dengan tinggalan artefak berupa lukisan cadas yang tersebar di ratusan gua.
Keterkaitan aliran air dari karst juga tak lepas dari anak-anak sungai yang menginduk di dua sungai purba di Pangkep, yakni Sungai Binanga Sangkara dan Sungai Pangkajene yang menjadi jalur penghubung warga di pesisir hingga wilayah kepulauan di Selat Makassar.
Perhelatan Makassar Biennale 2023 di Pangkep dimulai pada Minggu, 1 hingga 16 Oktober 2023 di Ditimur Space dan Rumah Informasi Belae. Semua program serta galeri terbuka untuk umum dan gratis.
