Ilustrasi, proses pembuatan Kaddo Bulo. (Foto: Jadesta Kemenparekraf).

Makna dan Sekilas Cerita di Balik Tradisi Akaddo Bulo di Sulsel

Publish by Redaksi on 2 September 2023

NEWS, IDenesia.id - Indonesia memiliki budaya yang beragam. Selain punya ciri khas, masing-masing punya cerita di balik identitas daerah yang jadi eksistensi kebudayaan dalam konteks kearifan lokal. Salah satunya adalah kebudayaan masyarakat Makassar di Sulawesi Selatan yang dikenal dengan tradisi Akaddo Bulo. Dalam bahasa Indonesia, berarti makanan dari bambu. 

Dulunya ada tiga desa di Kabupaten Takalar, yang kerap melaksanakan kegiatan pesta panen Akaddo Bulo. Yakni, Desa Bontomangape, Desa Kalenna Bontongape, dan Desa Parambambe. Pesta panen raya digelar sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen padi yang melimpah diberikan oleh sang pencipta. Lewat tradisi ini, masyarakat melestarikan nilai-nilai kearifan lokal daerahnya dalam pesan-pesan moral. 

Salah satunya nilai toleransi, persatuan dan rasa syukur bagi siapapun yang datang saat perayaan pesta panen Akaddo Bulo ini. Tak memandang ras, suku, dan kepercayaan. Tradisi Akaddo Bulo disebut berawal dari zaman Raja Gowa ke-9, yakni I Matanre Karaeng Manguntungi Tumapa'risi Kallonna, yang berkuasa pada 1510-1546. Penjelasan itu juga tertuang dalam naskah catatan Kerajaan Gowa atau Lontara’ Bilang. 

Raja memerintahkan pembangunan Benteng Somba Opu berdasarkan catatan yang mulai pada 1525. Kampung-kampung di wilayahnya kemudian diminta untuk menyiapkan makanan bagi pekerja. Tama’la’lang adalah salah satu kampung terdekat dengan wilayah pembangunan benteng. Mereka kemudian membuat Kaddo Bulo bagi para pekerja. 

Tradisi ini sempat terhenti saat Perang Makassar berkecamuk pada 1666 kemudian berlanjut dengan pendudukan Belanda hingga kemerdekaan pada 1945. Tradisi ini kemudian dihidupkan kembali oleh Raja Gowa ke-36. Hingga kini identitas kultural masyarakat masih terus dipertahankan meski tak seramai dulu. Hanya beberapa daerah saja yang kadang masih menggelar pesta panen Akaddo Bulo. 

Akaddo Bulo merupakan kuliner lokal masyarakat yang dijadikan salah satu produk unggulan di Desa Wisata Kampung Literasi Alam (KLA) dan Budaya Campagaya. Kaddo Bulo terbuat dari beras ketan hitam atau putih dicampur bumbu rahasia dan dibakar di dalam bambu muda. Bila empunya yang mengolah, makanan khas Makassar ini bisa bertahan dua hingga tiga hari. 

Sumber: Buku Akkaddo Bulo - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, Kemenparekraf.

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross