Bangunan Masjid Gantarang Lalang Bata (Foto: GenPI.co/Mia Kamila )

Masjid Tua Gantarang, Sejarah Penyebaran Islam Tertua di Sulsel

Publish by Redaksi on 6 March 2024

NEWS, IDenesia.id - Masjid Awaluddin atau dikenal dengan Masjid Tua Gantarang Lalang Bata merupakan salah satu mesjid tertua di Sulawesi Selatan.

Bahkan menurut berbagai informasi yang dirangkum, masjid yang terletak di Dusun Gantarang Lalang Bata, Desa Bontomarannu, Kecamatan Bontomanai, Kepulauan Selayar, ini merupakan yang tertua di Sulawesi Selatan.

Sejarah

Masjid Tua Gantarang terletak di Dusun Gantarang Lalang Bata, 12 km dari Kota Benteng. Masjid ini dibangun pada abad XVI (abad 16 M) masa pemerintahan Sultan Pangali Patta Raja yang merupakan raja pertama yang memeluk agama Islam.

Masjid ini didirikan di atas sebuah sumur yang terletak tepat di tengah areal perkampungan. Sumur itu sendiri ditutupi dengan sebuah dulang (baki) emas.

Masjid ini menjadi bukti peninggalan dari tokoh penyebar ajaran Agama Islam pertama di daratan Provinsi Sulawesi Selatan yang bernama Abdul Makmur atau yang lebih dikenal dengan nama Datuk ri Bandang.

Hingga kini, bangunan masjid tua Gantarang masih berdiri kokoh di tengah-tengah perkampungan Gantarang Lalang Bata. Masjid tua ini tak hanya digunakan sebagai sarana ibadah semata.

Tetapi, bangunan peninggalan bersejarah itu juga berfungsi sebagai lokasi penelitian bagi para pakar sejarah, mahasiswa, dan pelajar sekolah menengah dari dalam dan luar Kabupaten Kepulauan Selayar.

Arsitektur

Masjid Tua Gantarang berdiri di atas lahan seluas 25 meter, dikelilingi oleh pagar yang terbuat dari batu karang yang direkatkan semen. Pintu besi yang menghadap ke selatan jadi akses utama para jemaah dan wisatawan menuju masjid.

Di dalamnya terdapat 16 tiang penopang atap masjid yang berbentuk tumpang. Persatu baris terdapat 4 tiang, dan satu tiang utama (soko guru) dengan panjang 6,793 meter berada tepat di tengah ruangan.

Tiang utama ini tak menapak lantai melainkan ditopang oleh rangkaian rangka kayu yang terpasang presisi. Jika dihitung dengan tiang utama, seluruh tiang berjumlah 17 atau sama dengan jumlah rakaat seluruh salat wajib.

Mimbar yang dipakai oleh khatib juga berwarna hijau. Ada dua bendera putih bertulis huruf Arab terpasang di samping kiri dan kanan mimbar. Sepasang bendera tersebut juga diyakini sebagai peninggalan Datuk ri Bandang.

Atapnya berbentuk tumpang dan ada mustika di bagian puncaknya. Di dalam mesjid tua ini, terdapat beberapa benda-benda peninggalan yang memperkuat fakta sejarah bahwa Datuk ri Bandang pernah singgah dan menapakkan kaki di Kabupaten Kepulauan Selayar.

Benda-benda tersebut di antaranya tongkat menyerupai pedang pusaka, mimbar lengkap dengan bendera kain putih di sisi kiri-kanannya yang terdapat tulisan bahasa Arab untuk khutbah Jumat, Khutbah Idul Fitri, dan Idul Adha.

Lebih Tua dari Masjid Katangka Gowa

Dari berbagai literatur, Masjid Tua Gantarang Lalang Bata merupakan situs masjid tertua di Provinsi Sulawesi Selatan.

Bahkan dari sisi usia, Masjid Tua Gantarang Lalang Bata disebut-sebut jauh lebih tua dibandingkan dengan usia Masjid Tua Katangka yang terdapat di daerah Sungguminasa, Kabupaten Gowa.

Penetapan Masjid Gantarang Lalang Bata sebagai Masjid tertua di Provinsi Sulawesi Selatan disimpulkan melalui rekomendasi forum seminar, bertajuk Sejarah Penyebarluasan Ajaran dan Syariat Agama Islam di semenanjung Provinsi Sulawesi Selatan, yang diselenggarakan dalam rangka Peringatan Hari Jadi Kabupaten Selayar ke-406 pada November tahun 2011 lalu.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross