Masjid Tua Jerrae Sidrap. (foto: Muhclis Abduh/detikSulsel)

Masjid Tua Jerrae, Sejarah Perkembangan Islam di Sidrap

Publish by Redaksi on 6 February 2024

NEWS, IDenesia.id - Masjid Tua Jerrae Allakuang di Kabupaten Sidrap merupakan salah satu mesjid tertua di Sulawesi Selatan. Masjid ini diperkirakan berusia 415 tahun.

Dari jurnal UIN Alauddin Makassar berjudul "Masjid Tua Jerrae Allakuang sebagai Pusat Pengembangan Islam di Kerajaan Sidenreng pada Abad XVII", masjid ini dibangun saat Kerajaan Sidrap dipimpin oleh menantu Sombayya (raja) Gowa I Manriogau Daeng Bonto Karaeng Tunipallangga Ulaweng bernama La Patiroi Addatuang Sidenreng Matinroe ri Massepe (1582-1612 M) yang menjadikan Islam sebagai agama resmi kerajaannya pada tahun 1607 M.

Dalam Pembangunan tersebut La Patiroi dibantu oleh Nene’ Mallomo atau dengan nama asli La Pagala yang berstatus sebagai penasihat kerajaan Sidenreng dan Syekh Bojo atau Syekh Abdul Rahman yang merupakan salah satu ulama dari Arab yang menyebarkan agama Islam di kerajaan Sidenreng.

Fungsi Masjid Jerrae Allaukang

Masjid ini dibangun di area seluas 21x12 meter dan bagian atasnya bersusun tiga mirip bangunan Masjid Demak di Pulau Jawa.

Masjid Tua Jerrae Allakuang ini memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai tempat beribadah, tempat pendidikan, dan tempat sosial kemasyarakatan.

Saat itu dalam usaha pengembangan Islam masjid itu bukan hanya sekadar tempat untuk shalat, tetapi juga mempunyai fungsi sosial untuk mempererat hubungan dan ikatan jemaah Islam yang baru tumbuh pada saat itu.

Arsitektur

Meski telah mengalami beberapa kali renovasi dan perbaikan, Masjid Tua Jerrae Allakuang masih tetap mempertahankan arsitektur bangunannya yang berbentuk piramid meruncing ke atas. Memiliki atap tiga tingkat, material bangunan masjid ini awalnya hanya terdiri dari kayu dan atapnya dari ijuk.

Meski beberapa bagian masjid tersebut telah direnovasi, namun sama sekali tidak mengurangi nilai histori yang dimilikinya. Salah satunya keberadaan tiang penyangga masjid yang diyakini terbuat dari batang cabai dan menurut warga setempat disebut kayu ladang.

Menurut cerita, empat tiang penyangga masjid berbahan kayu ladang (cabai) diambil dari kawasan Gunung Nepo yang terletak di Kecamatan Panca Lautang, Sidrap.

Pada tahun 2018 lalu masjid ini mengalami kembali renovasi yang kesekian kalinya berdasarkan petunjuk dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan.

Kini Masjid Tua Jerrae terlihat lebih modern setelah renovasi terakhir, namun tetap dengan arsitektur klasik yang unik. Masjid ini juga telah diberikan pendingin ruangan (AC).

Selama 415 tahun lebih masjid ini berdiri, fungsinya sebagai tempat ibadah masih terjaga hingga saat ini. Warga sekitar selalu memenuhi masjid yang sudah masuk dalam bangunan cagar budaya.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross