Praktik Mattojang dalam suatu acara adat masyarakat Bugis di Sulsel. (Foto: Jadesta-Kemenparekraf).

Mattojang, Ayunan Raksasa dari Sulsel dan Mitologinya

Publish by Redaksi on 14 November 2023

NEWS, IDenesia.id - Umumnya, ayunan yang selama ini kita ketahui adalah wadah bermain yang identik dengan anak-anak. Karena peruntukannya ke bocah, maka ukuran ayunan tentu akan disesuaikan dengan usianya. Masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan juga punya seni permainan yang sama dengan ayunan biasanya. Ayunan ini disebut Mattojang.

Lahirnya permainan adat ini tidak terlepas dari suatu mitologi yang kuat diyakini oleh masyarakat bahwa, Mattojang merupakan proses turunnya manusia pertama yaitu Batara Guru dari Botting Langi’ (Turunnya Batara Guru dari Negeri Khayangan ke Bumi). Batara Guru dalam kebudayaan Bugis adalah nenek dari Sawerigading.

Sawerigading sendiri merupakan ayah dari La Galigo, tokoh mitologi Bugis yang melahirkan mahakarya monumental termasyur di dunia yakni kitab La Galigo. Untuk permainan Mattojang, dibutuhkan empat batang bambu besar (bambu betung) yang tingginya kira-kira 10 meter. Setiap dua batang bambu dipasang menyilang dengan mempertemukan kedua ujung bagian atasya.

Kemudian sebuah bambu yang panjangnya sekitar enam meter dipasang melintang diatas bambu yang berdiri sebagai tempat penyanggah tali ayunan. Untuk pembuatan tiang ayunan ini, bisa juga dengan menggunakan batang pinang yang telah dipotong dengan ukuran sama. Kemudian untuk tali ayunan digunakan kulit kerbau yang telah dikeringkan dan dianyam membentuk tali.

Dulu, Mattojang menjadi tradisi dari rangkaian upacara adat Sao Raja, yakni ketika ada pencucian benda pusaka peninggalan Arung Kulo. Tetapi, di masa saat ini, Mattojang sering diselenggarakan sebagai permainan adat masyarakat Bugis, untuk memeriahkan pesta tertentu. Misalnya panen, syukuran, pernikahan, kelahiran, dan lainnya. Mattojang juga dipercaya sebagai rangkaian proses penyembuhan.

Masyarakat Bugis yang sudah melupakan tradisi leluhur akan terkena penyakit aneh. Satu-satunya cara yang harus dilakukan untuk menyembuhkan orang tersebut dari penyakit aneh itu adalah dengan ritual khas dan diakhiri dengan Mattojang. Dengan mengayun-ayunkan tubuh diudara, diharapkan penyakit yang ada di tubuh penderita bisa keuar dan terbang menjauhi tubuh tersebut.

Sumber: Budaya-Indonesia.org - Jadesta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross