Memahami Konsep Karnaval Filosofi Telur di Sulsel dan Target Ribuan Peserta 

Publish by Redaksi on 11 November 2023

NEWS, IDenesia.id - Forum Kemanusiaan Lintas Agama (FKLA) Sulawesi Selatan memantapkan persiapan jelang pelaksanaan Karnaval Filosofi Telur yang akan digelar dalam waktu dekat, di bulan November ini, 2023. Pelaksana kegiatan bahkan menargetkan, ribuan peserta dari semua kalangan agama turut berpartisipasi memeriahkan kegiatan tersebut.

“Kita melihat juga beberapa pandangan agama tentang telur yang memiliki makna yang berbeda-beda sesuai dengan tradisinya,” Ketua Komisi Hubungan Antar Umat Beragama (HAUB), Prof Naro dalam keterangannya dilansir dari laman resmi MUI Sulsel, Sabtu, 11 November 2023. 

Menurutnya, filosofi telur ini sebagai simbol kerukunan beragama. Kegiatan ini penting karena melihat kondisi keberagaman bangsa kita saat ini. Apalagi dalam agama kita kata Prof Naro, dituntut untuk mengimplementasikan nilai kerukunan dalam kehidupan nyata. 

Warna-warni telur dianggap menjadi simbol keberagaman. Keberagaman ini menurutnya membentuk suatu keharmonisan. “Filosofi telur untuk kerukunan mengajarkan tentang keragaman dan keharmonisan, melindungi hak-hak individu dan menciptakan kehidupan yang harmonis,” terang Prof Naro. 

Sebaliknya, bila telur pecah, bisa memicu keretakan dalam hubungan dan keberagaman. “Jika telur pecah dari dalam maka akan menghasilkan regenerasi atau kehidupan yang baik tapi jika pecah dari luar maka akan menimbulkan perpecahan dan kerusakan,” Prof Naro melanjutkan maknanya. 

FKLA Sulsel merupakan kumpulan dari semua ormas lintas agama seperti, Keuskupan Agung Makassar, Walubi Sulsel, PHDI Sulsel, Matakin Sulsel, PGIW Sulsel dan Permabudi Sulsel. Ketua Permabudhi Sulsel Yonggris mengatakan, simbol telur ada di semua agama. Bahkan dipahami sebagai simbol kedamaian. 

Ia menganggap Festival Filosofi Telur menjadi wadah semakin mempererat silaturahmi antar sesama. “Kita berharap dari simbol telur ini bisa dimaknai dalam bingkai kebhinekaan dalam bernegara. Telur itu mudah rapuh dan pecah kalau kita tidak menjaganya dengan baik,” terang Yonggris. 

Ketua panitia kegiatan, Hasid Hasan Palogai mengatakan, kegiatan direncanakan pada bulan ini dengan menghadirkan ribuan peserta dari lintas agama di Sulsel. “Jadi masing-masing agama menghadirkan 300 peserta dan juga membawa tarian khas masing-masing,” lanjut Yonggris. 

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross