Kompleks Makam Datuk Tiro di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. (Dok/Pemkab Bulukumba).

Menengok Makam Ulama Penyiar Islam Sulsel, Datuk Tiro di Bulukumba

Publish by Redaksi on 19 July 2023

NEWS, IDenesia.id - Di Kampung Hila-Hila, tepatnya di Kelurahan Desa Eka Tiro, Kecamatan Bonto Tiro, terdapat sebuah makam yang memiliki nilai sejarah yang sangat penting. Makam ini adalah makam Datuk Tiro, seorang tokoh agama yang berperan dalam penyebaran Islam di Sulawesi Selatan. Dilansir dari laman resmi Pemkab Bulukumba, Rabu, 19 Juli 2023, makam Datuk Tiro memiliki luas sekitar 695 meter persegi, dengan orientasi utara-selatan.

Ukurannya sekitar 2,90 meter panjang dan 2 meter lebar. Nisan makam terbuat dari kayu raja dengan ornamen hias tumpal yang indah. Makam aslinya berbentuk batu kali yang belum dipahat, tersusun dalam bentuk segi empat panjang, dan dilengkapi dengan cungkup. Pagar di sekitar makam menggunakan anyaman bambu. Namun, seiring waktu, makam ini telah mengalami perubahan dan pemugaran.

Datuk Tiro, atau yang juga dikenal sebagai Khatib Bungsu, bersama dua rekannya, Dato Patimang atau Khatib Sulaeman, berperan aktif dalam menyebarkan agama Islam di kerajaan Luwu. Sementara itu, Datuk Ri Bandang atau Abd Makmur menyebarkan agama Islam di Kerajaan Gowa-Tallo. Datuk Tiro sendiri bertugas untuk menyebarkan agama Islam di daerah Bulukumba dan sekitarnya.

Menurut informasi, Datuk Tiro dan kawannya datang ke Sulawesi Selatan menggunakan perahu, kemudian mendarat di Ujung Banyoro, yang kini dikenal sebagai Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba. Kedatangan mereka terjadi pada masa pemerintahan Launru Daeng Biasa di Kerajaan Tiro pada tahun 1604. Pengakuan penting atas nilai sejarah Makam Datuk Tiro terjadi ketika kompleks makam ini dijadikan cagar budaya.

Pada 22 Juni 2010, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, menetapkan status kompleks Makam Datuk Tiro sebagai cagar budaya melalui surat keputusan Nomor: PM.59/PW.007/MKP/2010. Makam Datuk Tiro tidak hanya menjadi tempat ziarah bagi masyarakat setempat, tetapi juga menjadi saksi sejarah penyebaran agama Islam di Sulawesi Selatan. Dengan pemugaran dan perlindungan sebagai cagar budaya, makam ini terus memancarkan pesona dan pentingnya dalam memperkaya warisan budaya Indonesia.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross