Ilustrasi, gerbang perbatasan Kabupaten Luwu, Sulsel. (Foto: Portal.luwuutarakab.go.id).

Mengenal Beragam Tarian Sakral dan Sarat Makna dari Tanah Luwu Sulsel

Publish by Redaksi on 31 October 2023

NEWS, IDenesia.id - Kabupaten Luwu Raya (Luwu Timur-Utara dan Kota Palopo, setelah pemekaran daerah), Sulawesi Selatan, tak hanya identik dengan kuliner dan destinasi wisata alamnya. Daerah ini, juga menyimpan banyak cerita menarik tentang kebudayaan zaman kerajaan yang bisa ditelusuri lewat praktik keseniannya.

Salah satu yang barangkali masih jarang diketahui adalah, empat jenis tarian yang sarat makna tentang perjalanan panjang orang-orang Luwu jauh sebelum bangsa ini merdeka. Tarian yang kerap dianggap sakral itu yakni, To'tabaro dari Masamba, Tari Lumondo dari Seko, Tari Ma'kayanganni dan Tari Majjaga Kuranjen Kambori Bulan dari Rongkong.

Tak sekedar ekpresi kesenian, empat tarian ini disebut-sebut berangkat dari akar sejarah tentang aktivitas hingga semangat perlawanan masyarakat Luwu zaman lampau menghadapi penjajah. Tari To'tabaro misalnya, merupakan tari kreasi daerah yang diangkat dari kegiatan sehari-hari masyarakat Tana Luwu. Tarian ini menggambarkan fungsi dari seluruh komponen batang sagu.

Sejak dulu bahkan hingga kini, sagu masih menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat setempat selain beras. Tanaman sagu dianggap sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Luwu. Mulai dari batang, pelepah dan daun yang digunakan sebagai lantai rumah, bahan makanan pokok sehari-hari serta sebagai dinding dan atap rumah.

Sementara Tari Lumondo merupakan tarian khas masyarakat Seko Luwu Utara dalam menyambut prajurit-prajurit yang kembali dari medan perang. Tari Majjaga Kuranjen Kambori Bulan dilakukan untuk mengobarkan semangat juang para panglima perang Tana Rongkong dalam mempertahanankan wilayah adat dari serangan musuh.

Seiring dengan perkembangannya, tari Majjaga Kuranjen Kambori Bulan hanya ditampilkan pada acara-acara tertentu yang disakralkan. Seperti acara Ma’bua atau pesta adat. Penari Majjaga Kuranjen Kambori Bulan mengenakan pakaian adat Rongkong dengan Passapu di kepala dan selendang tenunan tradisional kain Rongkong yang melingkar di leher dan pinggang.

Ini merupakan tenunan peninggalan para leluhur Rongkong yang diproduksi dari tangan-tangan masyarakat Rongkong secara turun temurun. Tari Majjaga Kuranjen Kambori Bulan diiringi syair-syair sastra daerah Rongkong yang berisi doa-doa keberkahan dan keselamatan serta perlindungan dari Yang Maha Kuasa.

Sumber: Portal Resmi Pemkab Luwu Utara (Portal.luwuutarakab.go.id).

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross