Kampung Penyu, Desa Barugaiya, Kabupaten Kepulauan Selayar. (Dok/Travelingyuk.com).

Mengenal Kampung Penyu Selayar, Wilayah Konservasi Bertarung Lawan Abrasi

Publish by Redaksi on 15 June 2023

NEWS, IDenesia.id - Sebuah kawasan pesisir pantai sepanjang 700 meter, yang oleh warga sekitar disebut Kampung Penyu, telah menarik perhatian banyak orang. Terletak sekitar 10 km dari ibu kota Kabupaten Kepulauan Selayar, kawasan ini telah menjadi destinasi populer bagi wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.

Kampung Penyu terletak di Dusun Tulang, Desa Barugaiya, Kecamatan Bontomanai, Selayar. Pada hari libur, banyak wisatawan yang datang untuk menikmati pengalaman unik bermain dengan tukik sebelum melepaskannya kembali ke habitat alaminya. Kampung Penyu singkatan dari Perkumpulan Pemuda Pelindung Penyu, merupakan inisiatif dari Sileya Scuba Drivers (SSD).

Sebuah organisasi penyelam di Kepulauan Selayar. Mereka merasa prihatin dengan maraknya aktivitas pengambilan telur penyu di Desa Barugaia, salah satu kawasan pantai yang menjadi habitat penyu di Selayar. Untuk mengatasi masalah ini, SSD menciptakan Kampung Penyu sebagai kawasan konservasi penyu pada 2013.

“Saat itu perdagangan telur penyu sedang marak di pasar-pasar. Kami datangi mereka dengan berpura-pura sebagai pembeli. Lalu kami tanya-tanya dimana mereka mendapatkan telur-telur penyu itu. Sebagian besar memang berasal dari Desa Barugae,” kata Wakil Ketua SSD, Ronald Yusuf dikutip dari laman resmi Desa Barugaiya, Kamis, 15 Juni 2023.

Awalnya, penangkapan telur penyu dan perburuan penyu adalah hal yang umum terjadi karena belum ada larangan yang tegas dari pemerintah. Namun, setelah SSD melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya melindungi satwa-satwa dilindungi, sikap masyarakat mulai berubah.

Mereka menjadi sadar akan pentingnya menjaga penyu dan mulai mengurangi kegiatan pengambilan telur. Sekarang, jika ada pengambilan telur, dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena masyarakat telah menyadari bahwa hal tersebut melanggar hukum.

“Dari situ terlihat mereka mulai takut mengumpulkan telur. Kalau pun ada, dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Banyak dari warga yang dulunya sangat aktif kini berhenti, mungkin karena takut ataupun karena kesadaran,” sambungnya.

Inisiatif Kampung Penyu ini berhasil mengubah perilaku masyarakat dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi penyu. Selain itu, kehadiran kawasan konservasi ini juga telah menarik minat wisatawan yang peduli terhadap kelestarian lingkungan.

Diharapkan Kampung Penyu dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif dalam pelestarian penyu dan ekosistem pesisir. Dilansir dari laman resmi Fikes Esa Unggul, sejak tahun 2018, Kampung Penyu menghadapi banyak tantangan yang salah satunya adalah abrasi parah.

Abrasi, merusak semua fasilitas wisata, penetasan telur, dan penangkaran penyu. Karena hal ini, kegiatan konservasi jadi terhambat dikarenakan terhalang oleh biaya operasional yang sedang mandek karena mengandalkan pemasukan dari wisata konservasi penyu terhenti.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross