Penampakan alat musik tiup tradisional Sulsel, Puik-puik. (Foto: BudayaIndonesia.org).

Mengenal Puik-puik, Alat Musik Tiup Bak Terompet dari Sulsel

Publish by Redaksi on 30 October 2023

NEWS, IDenesia.id - Jika selama ini alat musik tiup modern identik dengan terompet, harmonika, trombon hingga saksofon, Sulawesi Selatan, juga memiliki wadah berkesenian dengan bunyi-bunyian. Bentuknya serupa terompet namun dengan ukuran yang lebih mini atau kecil. Nama alat musik tradisional masyarakat daerah ini adalah Puik-puik atau Pui-pui. 

Alat musik ini terbuat dari kayu besi yang dibuat kerucut dan pada bagian pangkalnya terdapat pipa sebagai penghasil suara. Ujung Pui-pui terbuat dari lempengan logam. Pipa tersebut menghasilkan suara yang bersumber dari potongan daun lontar yang ditiup. Sebelum digunakan, biasanya daun lontar dibasahi terlebih dahulu supaya bisa bunyi. 

Pui-pui terdapat dua bilah daun lontar, salah satunya menjadi cadangan jika daun lontar yang lain rusak. Karena menggunakan daun lontar, meniup alat musik tradisional ini perlu keahlian khusus. Jika meniup dengan sembarang, Pui-pui hanya akan menghasilkan suara yang aneh bahkan sama sekali tidak bersuara. Bagi orang belum mahir menggunakan, akan sangat susah meniup dan menghasilkan nada.

Pui-pui dibunyikan seperti seruling orang India dalam ritual memanggil ular. Pui-pui biasanya dimainkan bersamaan dengan alat musik tradisional lainnya dan digunakan untuk mengiringi pementasan seni tradisi yang berasal dari Sulsel seperti tari Pakarena dan pertunjukan ketangkasan lainnya seperti A’raga. Secara teknis, Pui-pui dalam permainannya hanya memainkan melodi berdasarkan naluri Papui-pui atau orang yang bermain (improvisasi) sembari mengikuti permainan gandrang atau gendang. 

Ritme dan melodi yang dimainkan tidak selalu sama pada setiap permainan, walaupun dengan pemain Pui-pui yang sama. Terdapat juga bagian di mana Pui-pui memiliki ruang bebas dengan memainkan beberapa melodi yang cukup khas. Setiap pemain puik-puik memiliki gaya masing-masing dalam bagian melodi tersebut, bahkan bagian melodi tersebut yang sangat memberi tanda perbedaan karakter antara pemain Pui-pui. 

Menariknya para pemain menganggap melodi ini adalah bagian yang penting. Ketika pemain tidak bisa memainkan beberapa bagian tersebut, dan bahkan tidak mengikuti irama, mereka dianggap kurang piawai dalam memainkan Pui-pui. Karena jarang dimainkan lagi oleh generasi muda, alat musik tradisional ini berada diambang kepunahan. 

Apalagi, orang yang biasa memproduksi alat musik tradisional ini sudah semakin jarang ditemukan. Kalaupun ada, harga alat musik tradisional ini bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Semoga artikel ini dapat memberikan kita khazanah pengetahuan baru tentang budaya di Sulsel. 

Sumber: Rangkuman Berbagai Sumber dan Budaya-Indonesia.org 

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross