Ilustrasi, air kembang. (Foto: KibrisPDR).

Mengetahui Apa Itu Tradisi Appasili Bagi Masyarakat Sulsel

Publish by Redaksi on 4 October 2023

NEWS, IDenesia.id - Sulawesi Selatan sebagai salah satu daerah di Indonesia, dikenal masih kental dengan adat istiadat untuk mempertahankan warisan kebudayaan. Masyarakat Bugis-Makassar di daerah ini bahkan sudah turun temurun menjaga ritus dalam berbagai hal. Terutama dalam konteks hubungan antara sesama dan sang pencipta. 

Sama dengan daerah lain pada umumnya, masyarakat di daerah ini percaya bahwa tidak ada makhluk yang diciptakan oleh sang pencipta yang tidak berguna. Bahkan makhluk-makhluk tersebut memiliki hubungan erat dengan manusia. Untuk menangkal sesuatu yang berhubungan dengan dimensi lain, masyarakat Sulsel menggunakan air sebagai medium penjaga diri. 

Selain digunakan untuk mandi, air juga bisa digunakan untuk mensucikan jiwa dan diri seseorang atau menghindarkan diri dari hal-hal yang jahat. Dilansir dari laman resmi Warisan Budaya Tak Benda Kemendikbud RI, Rabu, 4 Oktober 2023, prosesi penyucian ini disebut dengan Appassili. 

Appassili ini sudah menjadi warisan budaya turun temurun masyarakat umum di Sulsel. Bahkan dalam sebuah pesta terkadang tidak lengkap rasanya jika Appassili ini tidak dilaksanakan. Apalagi bila pesta pernikahan. Upacara ini juga sekaligus sebagai bentuk silaturahmi bagi masyarakat. 

Secara terminologi, Appassili berarti berusaha dan berikhtiar mengatasi mara bahaya yang mungkin terjadi bagi seseorang dengan serangan guna-guna, sihir atau ilmu hitam lainnya. Untuk mengatasi ini seseorang harus dimandikan dengan air khusus dan orang inilah yang dibersihkan jiwa dan raganya dari gangguan ilmu hitam. 

Biasanya orang-orang yang di Passili itu ialah calon pengantin, ibu yang sedang hamil dan wanita yang usai melahirkan, anak-anak yang mau dikhitan dan orang yang pindah atau yang mau masuk rumah baru. Appassili ini memiliki tata cara yang berbeda sesuai hajat seseorang yang mau di Passili. 

Perbedaan ini hanyalah tata cara tetapi maksud tujuannya sama, keselamatan, kesejahteraan, jauh dari malapetaka. Uniknya karena bahan untuk melaksanakan ritual ini bersumber dari alam. Selain air tentunya yang menjadi wadah utama agar proses Appassili berjalan dengan lancar. 

Bahan alami ini pun dianggap punya nilai filosofi sendiri bagi masyarakat Sulsel. Bahan-bahan itu seperti daun kayu tuli dengan harapan Tulibaji dalam artian selalu mendapat kebaikan. Daun kayu tamate dengan harapan selalu sehat dan jauh dari penyakit. Daun tebu dengan harapan selalu mendapat manis bermanfaat kepada orang lain. 

Bunga pinang dengan harapan selalu berbuah dan berhasil terus menerus. Bunga pucuk kelapa dengan harapan semakin tua semakin banyak gunanya. Daun sirih dengan harapan memiliki siri atau malu dan siap menjaga dan mempertahankan harga diri. Daun srikaya dengan pengertian kaya batin dan fisik, tidak terpengaruh dari godaan apapun. 

Daun-daun ini diikat menjadi satu ramuan dan direndam dalam satu wadah baskom tanah atau kuali tanah di atas orang dimaksudkan daun-daun itu menyatuh dengan tanah asal kejadian manusia. Selanjutnya dukun atau tua-tua adat atau sanro memercikkan kepada calon pengantin atau orang yang sedang di Passili. 

Selanjutnya dimandikan dengan harapan mensucikan diri dari gangguan yang mungkin terjadi pada dirinya dan berganti pakaian yang sudah disiapkan oleh sanro. Pakaian yang sudah dipakai mandi disebut Lolloso diserahkan kepada sanro sesuai adat yang berlaku.

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross