Potret Pasar Butung, Kota Makassar. (Foto: Google Maps).

Menyelisik Riwayat Pasar Butung Makassar

Publish by Redaksi on 3 October 2023

NEWS, IDenesia.id - Pasar Butung adalah salah satu pasar tradisional-modern yang terletak di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pasar ini punya cerita sendiri yang mencerminkan perkembangan perdagangan dan budaya di wilayah Kota Daeng. Pasar Butung identik dengan pusat grosiran yang bahkan disebut-sebut terbesar di kawasan timur Indonesia. 

Namun tahukah kita bahwa Pasar Butung ini selain menjadi wadah jual beli, dulunya merupakan tempat dimana proses akulturasi budaya dan interaksi etnis berlangsung. Ya, itu karena letaknya berada tepat di jantung perdagangan di Makassar. Lokasinya diapit oleh dua teritorial eks kerajaan besar di Sulsel, Tallo dan Gowa. 

Merangkum dari berbagai sumber, pasar ini menggunakan ejaan lama yakni “Pasar Boetoeng”. Lokasinya terletak di Templestraat yang sekarang dikenal sebagai Jalan Sulawesi, kemudian terhubung atau aksesnya dekat ke Paserstraat sekarang Jalan Nusantara dan Roembia Weg sekarang Jalan Tentara Pelajar. 

Konon nama Pasar Butung diadopsi dari proses akulturasi budaya masyarakat luar yang sering atau biasa beraktivitas di kawasan pelabuhan niaga Makassar. Mereka adalah orang-orang dari Buton, Sulawesi Tenggara. Keberadaan masyarakat Buton di Makassar sejak dulu telah terangkum dalam catatan sejarah. 

Salah satunya dalam perjanjian Bongaya tahun 1667 yang diteken Raja Gowa Sultan Hasanuddin. Karena masyarakat Makassar umumnya tak terbiasa dengan penyebutan kata Buton, maka perlahan ucapan itu berubah menjadi Butung. Lama kelamaan Butung kemudian terkonvensi agar lebih mudah diucapkan. Hingga kini nama Pasar Butung pun melekat. 

Selain sebagai pusat aktivitas ekonomi pada zamannya, Pasar Butung juga menjadi saksi sejarah keberadaan trem uap pertama di Sulawesi pada 1922. Stasiun Pasar Butung terhubung dengan rute Takalar. Lintas rute antar daerah ini juga menjadi lintasan pertama dari eksistensi pemerintahan Hindia Belanda di Makassar.

Tak hanya orang-orang yang mendiami Pulau Sulawesi, pasar ini juga menjadi saksi sejarah peristiwa penyerangan tentara Jepang terhadap kedudukan Belanda di Makassar tahun 1942 silam. Riwayat Pasar Butung sebagai wadah kenangan lampau dan interaksi sosial masyarakat kemudian langgeng. 

Pasar Butung pertama kali dibangun dan diresmikan Wali Kota Makassar berkebangsaan Belanda, J.E Dambrink pada 1917. Seiring dengan berjalannya waktu, bangunan asli Pasar Butung dirobohkan untuk direnovasi dan lokasinya diperluas. Pembangunan pasar tersebut dilaksanakan pada 1995 hingga 2022. 

Kini, Pasar Butung tak hanya menjadi pusat perdagangan kawasan pesisir Makassar. Pasar ini juga membantu menghidupkan beragam jenis kegiatan ekonomi, mulai dari transportasi hingga sektor penginapan. Di sekeliling pasar ini juga banyak berdiri unit usaha serupa wisma untuk para pedagang yang berasal dari luar Sulsel. 

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross