NEWS, IDenesia.id – Hari-hari Mariani kini terus disibukkan dengan usaha rajutannya. Hasil kerajinan tangannya telah menyebar hampir ke seluruh daerah di Sulawesi Selatan. Bahkan rajutan perempuan berusia 36 tahun itu kini telah sampai ke Jakarta hingga Maluku.

"Pokoknya hampir semua daerah di Sulsel, mulai Makassar, Pare pare, Pinrang, Bantaeng, Bulukumba, Palopo, Toraja, Enrekang, Selayar. Di luar Sulsel pun sudah sering mengirim. Misalnya ke Maluku, Jakarta, Bandung, Kalimantan, Morowali," terang perempuan kelahiran Kabupaten Pangkep itu.

Ditemui IDenesia.id di rumahnya di jalan Perintis Kemerdekaan KM 10 Tamalanrea, Makassar, Selasa, 23 Agustus 2022, Mariani mengaku usaha rajutan digelutinya sejak tahun 2017 silam. Ia mengaku awalnya berniat bergabung di komunitas merajut untuk belajar, namun kendala waktu membuatnya kerap berhalangan. Ia pun memutuskan belajar sendiri melalui YouTube.

Lambat laun, hasil rajutan buatan Mariani yang semula untuk dipakainya sendiri, lantas ikut diminati oleh rekan-rekannya. "Jadi awalnya itu untuk isi waktu kosong saja, bikin pembungkus powerbank dan tas untuk handphone dari bahan benang polycherry. Kemudian banyak juga yang minta dibikinkan sesuai warna dan model. Nah dari situ mi saya bikin usaha. Saya bikin mi juga brand MHM (Mariani Haji Mansyur, red)," jelasnya.

Saat ini Mariani telah mampu membuat berbagai jenis rajut. Mulai gelang, pembungkus ponsel,  pembungkus botol, tempat laptop, tempat tumbler, headset dan berbagai macam tas. Untuk harganya, Mariana mematok mulai dari Rp10 ribu hingga Rp500 ribu rupiah, tergantung dari ukuran dan tingkat kesulitan pembuatannya.

Untuk bahan baku, Mariani mendapatkannya di toko benang yang ada di Kota Makassar. "Biasa juga ambil bahan di luar Makassar, kayak di Bandung,  Tangerang sama Surabaya. Tergantung benang apa yang saya cari yang tidak ada di sini," jelasnya.