Miliarder Prancis berusia 81 tahun, Nicolas Puech, adalah pewaris kekayaan Hermes dan ingin mewariskannya kepada tukang kebunnya. (Foto: Forgemind ArchiMedia – CC BY 2.0)

Miliarder Prancis Pewaris Hermes Wariskan Semua Hartanya ke Tukang Kebun

Publish by Redaksi on 1 September 2024

NEWS, IDenesia.id—Miliarder Prancis Nicolas Puech akan mewariskan semua kekayaannya kepada tukang kebunnya. Ia adalah anggota generasi kelima dari keturunan pendiri Hermes Thierry Hermes.

Puech yang berusia 81 tahun saat ini masih lajang, tidak memiliki putra atau putri, dan masih memegang kendali atas 5,7 persen saham perusahaan.

Perubahan pikirannya tentang siapa yang akan mewarisi kekayaannya setelah ia meninggal telah menimbulkan kehebohan.

Pada tahun 2011, Puech menyatakan bahwa ia akan menyumbangkan kekayaannya kepada Yayasan Isocrates di Jenewa. Yayasan ini mendedikasikan dirinya untuk melindungi dan mempromosikan perdebatan publik dengan melawan misinformasi.

Pada tahun 2023, Puech tiba-tiba berubah pikiran tentang siapa yang akan mewarisi kekayaannya dan akhirnya sekarang dia memutuskan untuk menyerahkannya kepada tukang kebunnya daripada Yayasan Isocrates seperti yang telah direncanakan sebelumnya.

Tukang kebun Puech adalah seorang pria Maroko yang menikah dengan seorang wanita Spanyol. Pasangan itu memiliki dua orang anak. Identitas tukang kebun itu masih dirahasiakan hingga hari ini. Dia telah menjadi pekerja rumah tangga dan tukang kebun Puech selama beberapa tahun.

Namun, sebagaimana dilansir IDenesia dari Greek Reporter, Minggu, 1 September 2024, mencapai tujuan ini akan terbukti sangat menantang bagi Puech dan tim hukumnya karena hukum adopsi Swiss.

Maestro Prancis itu saat ini tinggal di tanah miliknya yang mewah di La Fouly di Swiss selatan, tempat yang bukan tidak mungkin tetapi agak tidak biasa untuk mengadopsi orang dewasa.

Masalahnya adalah agar adopsi apa pun diakui oleh hukum dan pemerintah, hubungan antara anak angkat dan orang tua angkat harus dimulai saat anak angkat masih di bawah umur.

Kasus ini kini berada di tangan sistem pengadilan Swiss, yang harus mengevaluasi catatan, saham, dan properti masing-masing pihak yang bernilai $5,9 juta di Marrakech, Morroco, dan Montreux.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross