Muhibah Budaya Jalur Rempah 2023 di Kepulauan Selayar (Foto: Kemdikbud)

Muhibah Budaya Jalur Rempah 2023, Menelusuri Kekayaan Historis dan Budaya Kepulauan Selayar

Publish by Redaksi on 28 November 2023

NEWS, IDenesia.id - Pertama kali diselenggarakan pada tahun 2022 lalu, kali ini, Muhibah Budaya Jalur Rempah 2023 kembali digelar pada 24 hingga 28 November, dengan jalur pelayaran dari laut Surabaya, Jawa Timur, menuju Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, dalam rangka menyusuri titik-titik rempah di Indonesia.

Jalur Rempah merupakan jalur yang sejak ribuan tahun silam dilalui para penjelajah dari berbagai penjuru dunia menuju pulau rempah di nusantara, dengan membawa kesenian, keyakinan, bahasa, dan tradisi dari negara asalnya, hingga akhirnya melahirkan akulturasi budaya di Indonesia hingga saat ini.

“Program ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan kecintaan dan kesadaran generasi muda agar terus mencintai sejarah, kearifan lokal, serta keragaman budaya warisan nenek moyang bangsa Indonesia,” jelas Irini Dewi Wanti selaku Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek yang dilansir IDenesia dari rilis resmi Kemendikbud, Selasa, 28 November 2023.

Irini melanjutkan, “Kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah sekaligus menjadi simbol bangsa Indonesia membangun hubungan budaya, baik pada masyarakat di kepulauan-kepulauan Nusantara, bahkan hingga belahan dunia.”

Dalam Muhibah Budaya Jalur Rempah 2023, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bekerja sama dengan TNI AL.

 

Muhibah Budaya Jalur Rempah 2023 di Kepulauan Selayar (Foto: Kemdikbud)

 

Pelayaran dilakukan dengan menggunakan Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci ini membawa 50 orang peserta, antara lain peneliti, media, influencers, dan 20 anak muda dari 535 orang pendaftar terpilih dalam seleksi yang sebelumnya dilaksanakan.

Mereka yang terpilih merupakan peserta dengan prestasi akademik maupun non-akademik dan aktif di media sosial. Harapannya, para peserta bisa mempromosikan Jalur Rempah melalui media sosial masing-masing dalam bentuk foto, video, dan tulisan.

Selama perjalanan, peserta juga diberikan pembekalan dan diskusi tentang kemaritiman, sejarah, dan potensi budaya Kepulauan Selayar pada masa lalu oleh berbagai tokoh, seperti Idham Bachtiar Setiadi (Antropolog), Taqyuddin (Dosen Geografi Universitas Indonesia), Abdul Rahman Hamid (Sejarawan), Seto Nurseto (Peneliti Kuliner Indonesia), Dicky Bisinglasi (Fotografer), dan Ramon Y. Tungka (Influencer).

Sesampainya di Selayar, seluruh peserta akan diajak menelusuri berbagai jejak historis dan kearifan lokal Kepulauan Selayar melalui “Festival Kelapaku Budayaku, Lautku Kehidupanku” pada 28 November hingga 1 Desember 2023 mendatang.

Pada festival ini, peserta bisa menyaksikan kekayaan budaya Kepulauan Selayar, mulai dari Ritual A’runtung, Attojeng, Anjoro Tahuni, Abokong Burane, Ritual Assulo Massal, serta mengunjungi Museum Nekara untuk melihat jejak perdagangan rempah masa silam.

 

Pemilihan Selayar dalam program Muhibah Budaya Jalur Rempah 2023

 

Muhibah Budaya Jalur Rempah digelar pertama kali pada 1 Juni hingga 2 Juli 2022 dan mengarungi perjalanan ke 6 titik Jalur Rempah, dari Surabaya, Makassar, Baubau-Buton, Ternate-Tidore, Banda, hingga ke Kupang.

Tahun ini, pemilihan kepulauan Selayar didasari oleh peran penting Selayar dalam perdagangan rempah Nusantara, terutama pada abad 17–18 masehi. Pada masa tersebut, kopra di Selayar mencapai keemasannya sejak pertama kali dikirim ke Eropa lewat Makassar.

Potensi kelapa yang melimpah membuat Selayar menjadi titik singgah kapal dagang dari berbagai belahan dunia, membuat hampir semua masyarakat Selayar memiliki aktivitas pengolahan kelapa sebagai mata pencaharian saat itu.

Hingga hari ini, kelapa masih dimanfaatkan sebagai minyak goreng, makanan tradisional, hingga menjadi bahan pengobatan tradisional.

“Muhibah Budaya Jalur Rempah ini bukan untuk membuat kita terjebak dalam romantisme sejarah, melainkan sebagai upaya revitalisasi nilai budaya rempah yang bermanfaat untuk masa kini dan masa depan,” tegas Irini.

Program ini disebut juga memberikan dampak tular yang kuat, terutama di titik yang disinggahi KRI Dewaruci. Untuk itu, diharapkan kesadaran terkait Jalur Rempah akan terus menjalar ke seluruh wilayah di Indonesia hingga ke seluruh dunia.



#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross