Museum Kata-Kata Andrea Hirata (foto:indonesia.travel)

Museum Kata-Kata Andrea Hirata: Jendela Impian yang Inspiratif

Publish by Redaksi on 15 October 2023

NEWS, IDenesia.id - Pulau Belitung yang indah, di lepas pantai timur Sumatera dulunya hanya dikenal dengan nama Billiton, penghasil timah dan pertambangan timah terbesar di dunia. Namun dengan menurunnya komoditas ini, minat terhadap pulau tersebut perlahan-lahan berkurang.

Namun, sebuah buku menarik yang kemudian diangkat menjadi film kembali menyoroti pulau dengan segala keindahannya. Buku tersebut berjudul “Laskar Pelangi” dan penulisnya, Andrea Hirata, seorang penulis yang lahir dan besar di Belitung.

Saat ini, sebuah museum bernama Museum Kata-kata Andrea Hirata berdiri sebagai jendela inspiratif bagi semua orang, bahwa kita bisa mewujudkan impian kita meski banyak kekurangan, seperti yang diajarkan novel ini kepada kita.

Dilansir IDenesia dari Indonesia.Travel, Minggu 15 Oktober 2023, terletak di Jalan Laskar Pelangi No 7, di kota Gantung, Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung, museum ini sejatinya merupakan Museum Sastra pertama dan satu-satunya di Indonesia. Diprakarsai dan didirikan oleh penulis sendiri Andrea Hirata, Museum ini pertama kali dibangun pada tahun 2010 dan resmi dibuka untuk umum pada tahun 2012.

Novel “Laskar Pelangi” diterbitkan pada bulan September 2005 dan langsung sukses. Novel ini bahkan berhasil melewati batasan geografis dan bahasa dengan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Melayu, Cina, Vietnam, dan Korea.

“Laskar Pelangi” menceritakan tentang bagaimana seorang anak laki-laki yang tumbuh di sebuah pulau kecil dan relatif terpencil di tengah segala     keterbatasan dan kekurangannya namun berhasil memegang teguh mimpinya untuk suatu saat bisa bepergian ke belahan dunia lain, yang akhirnya tercapai.

Pada tahun 2008, novel ini diangkat menjadi film dan pemandangan mempesona Pulau Belitung diperkenalkan ke seluruh dunia. Nama “Laskar Pelangi” bahkan menjadi nama pelabuhan di pulau tersebut menyusul kesuksesan film tersebut yang fantastis.

Pihak museum mengambil konsep replika SD Muhammadiyah Gantung yang menjadi sentral cerita yang dihadiri Andrea semasa kecil. Saat ini letak Museum tersebut tidak jauh dari SD Muhammadiyah Gantung asli yang menjadi lokasi pembuatan film tersebut.

Pembangunan museum tersebut untuk memenuhi janji Andrea saat menerima keuntungan dari novel tersebut. Ia pernah menyatakan akan mengalokasikan sebagian keuntungan dari novel tersebut untuk membangun sesuatu yang memiliki nilai pendidikan abadi bagi Belitung.

Inspirasi pendirian Museum of Words datang ketika Andrea mengunjungi The Mark Twain Boyhood Home and Museum di Hannibal Missouri, AS, di mana ia kuliah di University of Iowa dengan beasiswa belajar sastra selama tujuh bulan.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross