Anthony Martial (Instagram Anthony Martial)

Nomor Punggung Bikin Martial Dendam pada Mourinho

Publish by Redaksi on 10 September 2022

NEWS, IDenesia.id — Anthony Martial mengecam Jose Mourinho dan Ole Gunnar Solskjaer atas cara mereka memperlakukannya selama berada di Manchester United.

Setelah musim debut yang mengesankan di United di bawah Louis van Gaal, Martial kehilangan tempat selama kepemimpinan Jose Mourinho. Dan pelatih asal Portugal itu tidak ragu-ragu mengkritik penyerang Prancis tersebut.

Pada tahun 2018, Mourinho mengatakan bahwa Martial kurang 'dewasa'. Ia bahkan memasukkannya di antara para pemain yang dia anggap bertindak seperti 'anak-anak manja'.

Setelah pemecatannya, Mourinho masih memberikan penilaian buruk pada Martial. The Special One mengatakan dia merasa bahwa pemain berusia 26 tahun itu ingin bermain sebagai striker untuk alasan yang salah.

Sekarang Martial muncul dan menuduh Mourinho tidak menghormatinya dan mengakui bahwa dia terluka oleh keputusan sang pelatih mencopot jersey No.9 United setelah kedatangan Zlatan Ibrahimovic pada 2016.

Dalam sebuah wawancara dengan France Football sebagaimana disadur IDenesia.id dari metro.co.uk, Sabtu, 10 September 2022, Martial mengatakan bahwa dendamnya dimulai dari masalah nomor punggung itu.

“Ini dimulai dengan kisah nomor baju. Selama liburan, dia (Mourinho) mengirimi saya pesan untuk menanyakan apakah saya ingin mengganti ke No.11, menjelaskan kepada saya bahwa itu bagus karena dikenakan oleh Ryan Giggs, seorang legenda klub,” ungkap Martial.

Menurut Martial, ia menolak usulan itu. Akan tetapi, Mourinho ternyata sudah menyerahkan jersey nomor 9 kepada Ibrahimovic ketika ia kembali ke klub.

“Saya mengatakan kepadanya bahwa saya sangat menghormati Giggs tetapi saya lebih memilih untuk mempertahankan No.9. Ketika saya kembali ke klub, saya melihat nama saya dengan No.11, ceritanya tidak berakhir dengan baik. Dia (Mourinho) kurang menghormati saya secara langsung,” tegasnya.

Tak sampai di situ, Mourinho kata Martial kembali membuatnya tampak buruk di media. “Dia berbicara tentang saya di media, frasa kecil, sedikit seperti yang dia lakukan dengan Karim Benzema di Real Madrid. Dia menyukai permainan kecil ini, tetapi dia juga tahu dengan siapa dia melakukannya,” jelasnya.

Mantan pemain Sevilla itu menegaskan, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. “Dia tahu bahwa saya saat itu berusia 20 tahun, bahwa jika saya mengatakan sesuatu, sayalah yang akan dianggap sebagai orang muda yang tidak memiliki rasa hormat,” ujarnya.

“Jadi saya tidak mengatakan apa-apa, itu tidak berguna. Musim berikutnya, saya adalah yang terbaik di tim di bagian pertama musim, dia membawa Alexis Sanchez dan sejak itu saya hampir tidak bermain lagi,” lanjutnya.

Sama seperti persoalan pengalihan nomor punggung, keputusan Mourinho menempatkannya di bangku cadangan membuat Martial sangat kecewa. Ia bahkan menyebut Mourinho sudah merampas kesempatannya memenangi Piala Dunia 2018.

“Ini adalah musim Piala Dunia dan itu sangat merugikan saya, terutama karena tim Prancis memenangkan (turnamen). Saya seharusnya ada di sana,” tegasnya.

Perlakuan yang tidak kurang menyakitkan juga diakui Martial ia alami di era Solskjaer. Martial menuduh Solskjaer mengkhianatinya dengan mengklaim bahwa mantan manajer United itu menolak untuk membela penampilannya ketika dia bermain dalam kondisi cedera.

“Saya secara teratur bermain cedera. Orang-orang tidak tahu, saya tidak bisa berakselerasi selama empat bulan setelah musim Covid. Pelatih memberi tahu saya bahwa dia membutuhkan saya, jadi saya bermain,” bebernya.

Yang membuat Martial kecewa, Solskjaer tidak pernah membelanya. Ketika ia tidak bisa menunjukkan akselerasi bagus di lapangan, Solskjaer seperti bersembunyi saat ia dikritik oleh penggemar. “Pelatih tidak pernah repot-repot memberi tahu media,” keluhnya.

Dengan kondisinya yang terus dipaksa bermain, Martial akhirnya mengalami cedera parah. “Jelas, saya akhirnya cedera untuk selamanya dan ketika saya kembali, selesai, saya tidak bermain lagi,” katanya.

Perlakuan Solskjaer menurutnya sangat buruk. “Saya merasa tidak adil, Anda diminta untuk mengorbankan diri Anda untuk tim dan di belakang layar Anda dipecat. Bagi saya, itu hampir pengkhianatan, itu saja yang saya benci,” jelasnya.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross