NEWS, IDenesia.id - Pakar PBB mengatakan mereka telah melihat “tuduhan yang dapat dipercaya” bahwa perempuan dan anak perempuan Palestina menjadi sasaran pelecehan seksual, termasuk pemerkosaan, saat berada dalam tahanan Israel, dan menyerukan penyelidikan penuh.

Panel ahli mengatakan terdapat bukti setidaknya dua kasus pemerkosaan, selain kasus penghinaan seksual dan ancaman pemerkosaan lainnya.

Reem Alsalem, pelapor khusus PBB untuk kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, mengatakan tingkat kekerasan seksual yang sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.

“Kita mungkin belum mengetahui dalam waktu lama berapa jumlah sebenarnya korban,” kata Alsalem, yang ditunjuk sebagai pelapor khusus oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) pada tahun 2021.

Dia mencatat bahwa keengganan dalam melaporkan pelecehan seksual adalah hal biasa karena ketakutan akan pembalasan terhadap korban. Dia mengatakan bahwa dalam gelombang penahanan perempuan dan anak perempuan Palestina setelah pecahnya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober, terdapat sikap yang semakin permisif terhadap kekerasan seksual di pusat-pusat penahanan Israel.

“Saya ingin mengatakan bahwa, secara keseluruhan, kekerasan dan dehumanisasi terhadap perempuan, anak-anak, dan warga sipil Palestina telah menjadi hal yang normal selama perang ini,” kata Alsalem yang disadur IDenesia dari The Guardian, Jumat 23 Februari 2024.

Pemerintah Israel menolak tuduhan kekerasan seksual terhadap warga Palestina sebagai “klaim tercela dan tidak berdasar”.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan pemerintah mengetahui tuduhan tersebut dan telah meminta pihak berwenang Israel untuk menyelidikinya.