Ilustrasi, kebakaran lahan di sekitar Kecamatan Manggala, Kota Makassar. (Foto: Damkar Makassar).

Pemprov Rancang 5 Langkah Atasi Karhutla di Sulsel yang Kian Mencemaskan

Publish by Redaksi on 13 October 2023

NEWS, IDenesia.id - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin merancang empat langkah untuk menekan dan mengatasi persoalan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di daerahnya yang dianggap sangat mencemaskan. Karhutla menurutnya seiring dengan kondisi kekeringan ekstrem dampak fenomena El Nino. 

Lima skema penanganan itu meliputi pengendalian operasional dalam sistem satgas patroli terpadu di tingkat wilayah diperkuat dengan masyarakat. Kemudian, mengintensifkan program edukasi masyarakat, mendorong praktik-praktik berkelanjutan dalam pengelolaan lahan mencakup penghijauan dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan. 

Berikutnya, menciptakan peta risiko kebakaran hutan dan lahan untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang rentan dan terakhir, membangun sistem peringatan dini yang dapat memberikan informasi cepat tentang potensi kebakaran hutan dan memastikan informasi peringatan dini mudah diakses oleh masyarakat.

"Selain itu, kita juga harus mengingatkan diri kita sendiri akan dampak yang sebenarnya dari kebakaran hutan dan lahan. Kita tidak boleh lupa bahwa ini adalah masalah yang memengaruhi nyawa manusia, satwa liar, dan ekosistem kita,” kata Bahtiar dilansir dari laman resmi Pemprov Sulsel, Jumat, 13 Oktober 2023. 

Menurut Bahtiar, langkah itu merupakan upaya proaktif yang akan dijalankan pihaknya. Potensi karhutla dianggap dapat mengancam banyak sektor. Khususnya masalah ekonomi di daerah. “Ini juga merugikan ekonomi kita, terutama dalam sektor pertanian dan pariwisata," terang Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kemendagri ini. 

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLH) Sulsel sebelumnya mencatat sepanjang Oktober 2023, bahwa luas area yang terbakar mencapai 284,45 hektar. Karhutla tersebar di sembilan kabupaten. Meliputi Kabupaten Luwu Timur 55,5 hektare, Jeneponto 37,19 hektar, Tana Toraja 13,8 hektare, Toraja Utara 40 hektar. 

Kemudian, Kabupaten Gowa 37,6 hektar, Maros 22 hektar, Enrekang 20 hektar, Soppeng 20 hektar, Sidrap 10 hektar dan Bantaeng 28,36 hektar. Kebakaran paling luas terjadi pada Areal Penggunaan Lain (APL) yang mencapai 185,59 hektar. 

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross