Pedagang beras di Pasar Toddopuli, Kota Makassar. (Foto: Alfiandis/IDenesia.id).

Pemprov Sulsel Klaim Stok Beras Surplus Tapi Harga di Pasar Melonjak, Kenapa?

Publish by Redaksi on 17 October 2023

NEWS, IDenesia.id - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengklaim bahwa, stok beras saat ini surplus di tengah kondisi darurat kekeringan dampak dari fenomena El Nino. Belum lagi, faktor inflasi yang memicu kenaikan banyak kebutuhan pokok untuk masyarakat di pasaran. 

"Kondisi ketersedian pangan di Sulawesi Selatan saat ini masih surplus baik dari sisi produksi maupun sisi ketersedian beras," kata Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Sulsel, Andi Muhammad Arsjad dilansir dari laman resmi Pemprov Sulsel, Selasa, 17 Oktober 2023. 

Arsjad menyebut kondisi pangan di Sulsel baik sisi produksi maupun sisi ketersediaan dalam posisi surplus. Produksi gabah trenggiling sekitar 5 juta atau kurang lebih 3 juta ton, sementara ketersediaan pangan berada pada kisaran 1,3 juta ton. Sedangkan kebutuhan berkisar 88 ribu ton atau masih surplus di angka 1,2 juta ton untuk ketersediaan stok beras.

Sementara kondisi inflasi yang terjadi, juga disebut menunjukkan hasil yang baik, berdasarkan data perkembangan bulan per bulan Moon of Moon (MoM). Arsjad bilang, pada bulan Agustus inflasi di Sulsel berada di angka 3,53 (MoM). Sedangkan pada bulan September berada di angka 2,33 (MoM) atau selisih 1,0 dari sebelumnya. 

Untuk memastikan ketersediaan berlebih, pemerintah kata Arsjad menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di semua daerah. Sasarannya adalah masyarakat umum “Pemprov Sulsel telah melakukan GPM secara serentak pada 36 titik di 24 kabupaten/kota untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan di daerah ini," imbuhnya. 

Dalih surplus yang disebut pemerintah bertolak belakang dengan kondisi di lapangan. Harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Kota Makassar kian melonjak. Kondisi itu membuat para pedagang mengeluh karena dikhawatirkan berdampak pada penjualan. Hal tersebut dirasakan Tajuddin, pedagang di Pasar Pa’baeng-baeng. 

Menurutnya, kenaikan harga itu tentu akan menambah beban modal mereka sebagai pedagang. Apalagi jika niat beli masyarakat berkurang. "Sangat berpengaruh kalau ada kenaikan harga, karena kita pedagang ini harus tambah modal lagi," katanya saat diwawancarai IDenesia.id, Senin, 9 Oktober 2023. 

Beberapa jenis kebutuhan pokok mengalami kelonjakan harga yang cukup drastis dan mencemaskan. Di antaranya, cabai kecil yang sebelumnya hanya Rp15 ribu kini mencapai Rp30 ribu per kilogramnya. Kemudian, cabai besar dari Rp15 ribu kini naik menjadi Rp25 ribu per kilonya. 

Begitu juga dengan cabai keriting dari harga Rp15 ribu naik menjadi Rp30 ribu per kilogramnya. Sementara jeruk nipis, dari harga Rp8 ribu naik dua kali lipat menjadi Rp18 ribu per kilonya. Yang paling parah kata Tajuddin adalah harga beras. Utamanya yang premium. 

Harga beras awalnya Rp12 ribu per liter naik bertahap, mulai dari Rp13 ribu dan kini menjadi Rp16 ribu per liter. Menurutnya, kondisi kenaikan harga yang terjadi saat ini adalah imbas dari kemarau. "Dalam 10 tahun terakhir, inimi harga beras yang paling tinggi," Tajuddin menerangkan. 

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross