Penelitian Yang Diterbitkan Dalam Jurnal Proceedings Of The National Academy Of Sciences, Ternyata Jam Tidur mahasiswa Punya Pengaruh Pada Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). (Foto : suneducationgroup.com)

Peneliti Mengungkap Jika Jam Tidur Punya Pengaruh Pada IPK Mahasiswa

Publish by Redaksi on 27 February 2023

NEWS, IDenesia.id – Transisi dari masa sekolah ke masa perguruan tinggi, tentu bukan hal yang mudah buat para mahasiswa baru. Mulai dari kebiasaan belajar, persiapan ujian atau kuis hingga waktu bersosialisasi yang lebih bebas jadi kendala yang dihadapi. Gak jarang, hal ini akhirnya mengganggu jam tidur mereka.

Tim peneliti dari Universitas Carnegie Mellon kemudian meneliti fenomena ini. Menurut penelitiannya yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, ternyata jam tidur maba punya pengaruh pada indeks prestasi kumulatif (IPK) lho. Besaran angka IPK disebut dapat menurun jika mereka tidur kurang dari 6 jam setiap malamnya.

“Di sini kami menunjukkan bagaimana penelitian ini diterapkan ke pemahaman tubuh manusia. Mahasiswa di awal semester punya prediksi IPK yang lebih rendah di akhir semesternya jika jam tidur malamnya juga sedikit. Hal ini baru akan terasa pada sekitar 5-9 minggu kemudian. Selain itu, kurang tidur juga dapat menghambat kemampuan mereka saat belajar di ruang kelas,” jelas David Creswell selaku ketua dari tim peneliti tersebut dikutip dari The News International.

Dalam penelitiannya, hampir 600 maba dari 5 studi yang dilakukan di tiga universitas berbeda jadi responden. Mereka diberikan sebuah perangkat untuk melacak kebiasaan tidur malamnya. Hasilnya, para responden memiliki durasi jam tidur rata-rata sekitar 6,5 jam setiap malamnya.

Tim peneliti juga menemukan bahwa mahasiswa yang jam tidurnya kurang dari 6 jam secara signifikan, ternyata memiliki performa yang lebih buruk di kelas. Selain itu, pada akhir semester, IPK mereka juga mengalami penurunan sekitar 0,07.

“Begitu Anda mulai tidur di bawah 6 jam, Anda akan mulai mengakumulasi hutang tidur yang sangat besar yang tentunya dapat mengganggu kesehatan dan kebiasaan belajar, ini membahayakan keseluruhan sistem (baik untuk diri sendiri maupun lingkungannya),” jelas Creswell.

Untuk menanggulangi penurunan performa dan prestasi mereka, tim peneliti kemudian membantu mengontrolnya di semester berikutnya. Namun, usaha ini ternyata membuahkan hasil tetap sama, yakni penurunan.

Ia pun menambahkan, “Yang paling mengejutkan saya adalah bahwa apapun yang kami lakukan untuk menghilangkan efek dari kurang tidur itu, ternyata efeknya akan tetap ada.”

Seperti yang diketahui, sudah banyak penelitian yang menggaungkan kuantitas dan kualitas tidur adalah hal yang penting mulai dari kesehatan hingga performa belajar. Oleh karena itu, remaja disarankan untuk tidur selama 8-10 jam setiap malamnya.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross