Ilustrasi

Penelitian Ungkap, Indonesia Juaranya Negara Paling Malas Bergerak di Dunia

Publish by Redaksi on 7 October 2022

NEWS, IDenesia.id – Malas untuk ngapa-ngapain disaat mood lagi kurang bagus biasanya menjadi alasan bagi banyak orang untuk bangun pagi, berolahraga, atau sekedar menemani keluarga untuk jalan-jalan santai.

Sehingga tak jarang istilah gabut dan kaum rebahan sering kali kita jumpai disematkan pada orang-orang yang malas gerak atau mager. Padahal sudah banyak penelitian yang mengungkap, seperti daristudi Stanford University, Amerika Serikat yang bilang kalau malas bergerak memiliki bahaya bagi Kesehatan kita.

Seperti dikutip IDenesia.id dari lama cnnindonesia.com, Jumat 7 Oktober 2022. sebuah Hasil penelitian ini mengungkap ada 10 negara paling mageran di dunia. Menariknya, Indonesia berada di urutan pertama. Mengalahkan India dan Malaysia sebagai negara paling malas di dunia.

Hasil studi yang dilakukan para peneliti di Stanford University yang mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara paling malas berjalan kaki di seluruh dunia. Studi tersebut menyebut bahwa rata-rata orang Indonesia berjalan kaki hanya 3.513 langkah per hari.

Para peneliti Stanford University menggunakan data menit per menit dari 700.000 orang di seluruh dunia yang menggunakan Argus, aplikasi pemantau aktivitas yang ada di telepon seluler.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa warga Hong Kong menjadi juara satu dalam daftar penduduk paling rajin berjalan kaki. Masyarakat Hong Kong rata-rata berjalan kaki 6.880 langkah atau 6 km per hari. Di bawahnya ada China dengan rata-rata masyarakat berjalan kaki 6.189 langkah per hari. Di posisi ketiga ada Ukraina (6.107), keempat Jepang (6.010), dan posisi kelima Rusia (5.969).

Ini terbukti, di Indonesia prevalensi obesitas terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi obesitas berada di angka 21,8. Angka ini terus meningkat dari 14,8 pada tahun 2013 dan 10,5 pada tahun 2007.

Di sisi lain, para peneliti di Stanford University ini melakukan penelitian tersebut pada 2017. Mereka melibatkan 700 ribu orang yang tersebar di 46 negara. Hasil penelitiannya juga telah terbit di jurnal Nature.

Studi yang diterbitkan di jurnal Nature ini juga menemukan adanya kesenjangan di setiap negara antara penduduk yang paling rajin beraktivitas dan paling mager (males gerak). Semakin besar kesenjangan di negara tersebut, semakin besar pula taraf obesitas di antara penduduk.

Swedia misalnya, kesenjangan aktivitas antara si malas dan si rajin di Swedia sangat rendah. Dengan begitu, negara tersebut memiliki tingkat obesitas yang lebih rendah, kata Tim Althoff, salah satu peneliti dalam studi ini.

Para peneliti terkejut ketika menemukan fakta bahwa kesenjangan aktivitas juga didorong berdasarkan gender. Di negara yang penduduknya paling malas berjalan kaki, wanita cenderung lebih mager ketimbang pria. Sementara di negara yang rajin berjalan kaki, seperti Jepang, antara wanita dan pria berjalan kaki dengan jumlah yang sama setiap harinya.

“Ketika kesenjangan aktivitas lebih besar, perempuan cenderung lebih malas melakukan aktivitas ketimbang pria. Karena itu, perempuan lebih banyak mengalami obesitas,” kata Jure Leskovec, salah seorang peneliti di Stanford University sebagaimana dikutip The Sun.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross