NEWS, IDenesia.id - Pengadilan administratif tertinggi Prancis pada hari Kamis waktu setempat memutuskan untuk memenangkan gugatan sekelompok pemain sepak bola wanita Muslim dalam kasus mereka melawan Federasi Sepak Bola Prancis (FFF), dengan menegakkan larangan jilbab, atau hijab, selama pertandingan.

Disadur IDenesia.id dari laman Reuters, Jumat 20 Juni 2023. Dewan Negara (Conseil d'Etat) memutuskan bahwa "larangan yang diberlakukan oleh FFF sudah sesuai dan proporsional," kata pengadilan dalam sebuah pernyataan.

"Federasi olahraga, yang bertanggung jawab atas berfungsinya layanan publik yang manajemennya dipercayakan kepada mereka, dapat membebankan kepada para pemain mereka kewajiban netralitas pakaian selama kompetisi," bunyi pernyataan itu.

Pengacara dari kelompok Muslim, yang disebut "Hijabeuses", tidak dapat segera dimintai komentar.

Badan sepak bola dunia FIFA mencabut larangan serupa bagi pesepak bola wanita yang mengenakan hijab lebih dari satu dekade lalu.

Sebagai rumah bagi salah satu minoritas Muslim terbesar di Eropa, Prancis telah menerapkan undang-undang yang dirancang untuk melindungi bentuk sekularisme yang ketat, yang dikenal sebagai "laicité", yang menurut Presiden Emmanuel Macron terancam oleh Islamisme.

Beberapa asosiasi Muslim dan kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh bahwa undang-undang tersebut telah menargetkan Muslim, mengikis perlindungan demokrasi dan membuat mereka rentan terhadap pelecehan.