Raiyan Laksamana dalam Booth Visi 8 di San Diego Comic Con 2022. (Foto : VOA).

Penggunaan Teknologi “AI” Jadi Kontroversi, Seniman Digital Indonesia: Sesuatu yang Tak Bisa Dihindari

Publish by Redaksi on 30 April 2023

NEWS, IDenesia.id - Bukan hanya mengubah wajah seseorang dari swafoto atau selfie menjadi lukisan wajah bergaya Van Gogh, perangkat lunak AI Art Generator bahkan dapat membuat lukisan dalam waktu singkat, hanya dengan memasukan perintah dalam bentuk tulisan.

Bagaimana teknologi kecerdasan buatan ini menghasilkan karya seni?

“AI ini sendiri juga bisa membuat gambar tersebut karena ditraining dengan berbagai image dari seluruh dunia. Untuk membuat hasilnya menjadi lebih sempurna, AI ini memerlukan data set yang sangat banyak sehingga banyak dari mereka mengambil image-image dari internet,” ujar seniman digital Raiyan Laksamana.

“Kalau menyangkut art, mereka banyak mengambil dari misalnya art station atau beberapa artist yang memposting pekerjaannya di internet. Ada juga mungkin dari film, dari ilustrasi, dan banyak lagi,” tambahnya.

Raiyan adalah CEO perusahaan Visi 8 yang menaungi beberapa Intellectual Property (IP) Indonesia. Ia juga sudah sering bekerja sama dengan rumah produksi di Jepang.

Kontroversi penggunaan kecerdasan buatan semakin disorot publik setelah Jason Allen, seorang desainer game, mengantongi hadiah utama di kompetisi seni rupa Colorado State Fair, dengan menggunakan AI Art Generator.

Ario Anindito, komikus dari Bandung yang saat ini dipercaya menjadi salah seorang illustrator utama komik-komik produski Marvel menilai hal ini bisa merugikan artis atau seniman lain.

“Yang salah dari AI generator ini adalah ketika dia ngambil style dari artis-artis yang sudah ada, jadi artis-artis itu enggak pernah memberikan izin secara konsensual untuk gayanya dipakai buat generating AI image itu yang sebenarnya merugikan. Itu yang seharusnya kita cari cara untuk jangan sampai terjadi tindakan pencurian style atau pelanggaran hak cipta itu,” kata Ario.

Selain masalah etika, yang menimbulkan kekhawatiran lain para seniman adalah kecepatan teknologi kecerdasan buatan dalam menghasilkan apa yang disebut sebagai karya seni. Jika seorang seniman memerlukan waktu 3-7 hari untuk merancang konsep awal, AI generator dapat bekerja dalam waktu kurang dari satu menit.

“Hal ini membuat para artis dan seniman itu concern gitu bahwa teknologi ini akan take away their source of living atau yang yang kedua juga membuat si pembuatan seni artistik seperti concept art menjadi sangat murah banget gitu dan akhirnya menghancurkan harganya mereka,” kata Raiyan.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross