Olahan kulit sapi (idenesiafile)

Pengusaha di Gowa Keluhkan Kurangnya Pasokan Sapi, Ini Penyebabnya

Publish by Redaksi on 24 August 2022

NEWS, IDenesia.id – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di banyak tempat di Indonesia, menimbulkan keresahan ke banyak kalangan. Salah satunya yakni ke para pengusaha ternak sapi potong dan pengolahan kulit sapi.

Kepada IDenesia.id, Rabu, 24 Agustus 2022, Sudirman selaku manajer di CV.Akbar Jaya, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ternak sapi potong di Kelurahan Samata, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulsel menjelaskan bahwa dampak wabah PMK sangat terasa bagi para pelaku usaha. “Sebelum ada PMK, kami biasa memotong sapi sepuluh sampai 15 ekor perhari. Sekarang sisa enam ekor,” terangnya.

Menurutnya, permintaan pasar terhadap daging sapi juga cenderung menurun pasca merebaknya wabah PMK. “Seperti permintaan dari hotel, restoran bahkan eceran semua menurun,” jelasnya.

Tak berhenti sampai di situ, wabah PMK pun lanjut Sudirman juga berdampak pada menurunnya permintaan produksi olahan kerupuk dari kulit sapi. “Menurun drastis, pak. Biasa setiap minggu kami mengirim stok kulit sapi olahan ke pulau Jawa, Bima dan mataram, tapi setelah ada wabah PMK terpaksa produksi dan distribusi tertahan, dan memang pasokan sapi tidak ada. Jadi stok sapi yang ada saat ini, itu dari peternakan kami,” ujar Sudirman.

Ia menambahkan, pihaknya sebelumnya biasa mendapatkan pasokan sapi dari Flores dan Bali. “Karena ada wabah, sekarang dibatasi,” imbuhnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan status darurat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia per tanggal 29 Juni 2022. Satuan Tugas Penanganan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) optimistis wabah PMK akan mencapai nol kasus baru dan berhasil dikendalikan di seluruh Indonesia pada akhir 2022.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross