Ilustrasi. Difabel yang akan tampil dalam pementasan teater di Gedung Kesenian Makassar. (Dok/Tim Panitia Workshop Teater Disabilitas).

Penyandang Disabilitas di Palopo Masih Kesulitan Akses Pendidikan Inklusif, Capai Segini

Publish by Redaksi on 6 February 2024

NEWS, IDenesia.id - Pemerataan akses pendidikan bagi penyandang disabilitas masih menjadi persoalan yang belum terselesaikan di Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Meskipun upaya telah dilakukan, pendidikan inklusif bagi mereka masih jauh dari memuaskan lantaran tingginya jumlah putus sekolah di kalangan penyandang disabilitas.

"Kita harus memberikan perhatian dan komitmen yang lebih besar dan prioritas, untuk percepatan tersedianya produk hukum daerah untuk penyandang disabilitas," kata Ketua Komisi Nasional Disabilitas (KND), Dante Rigmalia dilansir IDenesia.id dari laman resmi Pemkot Palopo pada Selasa, 6 Februari 2024.

Dante mengungkapkan penyandang disabilitas masih merupakan bagian dari kelompok rentan yang tertinggal dalam proses pembangunan di Palopo. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus agar mereka dapat berkontribusi secara aktif dalam pembangunan daerah maupun negara ke depan.

"Penyandang disabilitas adalah warga negara yang mampu dan bisa berkontribusi aktif," ujarnya.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menunjukkan jika 17,64% penyandang disabilitas dari penduduk usia lima tahun ke atas di Kota Palopo tidak atau belum bersekolah. Sementara ada sekitar 4,31% masih berada dalam masa pendidikan, sementara 78,05% lainnya telah putus sekolah, demikian kata Dante Rigmalia.

"Untuk penduduk usia lima tahun ke atas 17,64%, tidak atau belum bersekolah. Lalu sekira 4,31% saat ini masih sekolah dan 78,05% tidak lagi bersekolah," ujarnya.

Lebih jauh, mayoritas penyandang disabilitas memiliki tingkat pendidikan rendah, dengan 70,85% di antaranya hanya berpendidikan setara SD atau di bawahnya. Berbeda dengan penduduk non-disabilitas, sebanyak 63,64% rata-rata telah menyelesaikan pendidikan setara SMP atau di atasnya.

"Sedangkan non-disabilitas, umumnya mencapai 9,18 tahun atau setara kelas 9 SMP sederajat. Hanya 2,8 persen persentase penyandang disabilitas yang menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi," tegasnya.

Dengan kondisi ini, masih diperlukan upaya yang lebih besar dari berbagai pihak untuk memastikan bahwa akses pendidikan inklusif bagi penyandang disabilitas di Kota Palopo dapat ditingkatkan, sehingga mereka memiliki kesempatan yang setara dalam mendapatkan pendidikan yang layak dan meraih potensi secara maksimal.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross