NEWS, IDenesia.id—Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi agar segera mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Lebanon.
Presiden menyampaikan hal itu usai meresmikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Rabu, 2 Oktober 2024.
"Bu menlu sudah saya perintahkan untuk menindaklanjuti apa yang sudah saya sampaikan agar keselamatan perlindungan terhadap warga kita dinomorsatukan dan evakuasi disegerakan," kata Jokowi sebagaimana dilansir IDenesia dari rri.co.id, Rabu, 2 Oktober 2024.
Juru Bicara II Kemlu RI, Roy Soemirat kepada awak media di Jakarta hari ini mengatakan mereka saat ini sedang mengevakuasi WNI yang berdomisili di Lebanon.
“Keselamatan WNI juga terus menjadi perhatian utama Pemerintah RI. Terkait hal ini, proses evakuasi WNI dari Lebanon juga sedang dan terus berlangsung,” ujarnya.
Berdasarkan data KBRI Beirut, jumlah WNI di Lebanon sebanyak 159 orang. Angka itu tidak termasuk staf KBRI dan personil TNI di UNIFIL.
Sebagian diantaranya telah bersedia dievakuasi pemerintah RI. Meskipun, masih terdapat sejumlah WNI lainnya yang memilih tetap berada di Lebanon karena alasan pribadi.
“Ada beberapa yang berubah berpikiran, ada yang tetap ingin tinggal di Lebanon, karena merasa wilayah tempat tinggalnya masih aman. Ada WNI yang baru lapor diri dan berubah pikiran untuk mau ikut evakuasi,” kata Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha.
Roy menambahkan, eskalasi di Lebanon maupun kawasan Timur Tengah menjadi perhatian pemerintah RI saat ini. Makanya, koordinasi KBRI dan WNI di kawasan itu terus berlangsung.
“Seluruh Kedutaan Besar RI di kawasan juga terus melakukan koordinasi. Dan, terus melakukan komunikasi dengan seluruh WNI di wilayahnya masing-masing," jelasnya.
Roy menyatakan, pemerintah RI terus memantau perkembangan yang terjadi di Timur Tengah. Menurutnya, Indonesia sangat mengkhawatirkan perkembangan terbaru yang saat ini terjadi di kawasan Timur Tengah dan mendesak seluruh pihak untuk dapat menahan diri.
Secara khusus, Roy mengungkapkan, Indonesia menekankan kembali pentingnya Dewan Keamanan segera melakukan pertemuan khusus. Hal itu dimaksudkan, guna membahas perkembangan terkini di Timur Tengah dan mengambil keputusan yang dapat segera menurunkan ketegangan di kawasan.
Ketegangan meningkat di Lebanon setelah Israel melakukan serangan darat. Pada saat bersamaan, Iran membombardir Israel dengan 180 rudal pada Selasa malam waktu setempat. Ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang besar.