Tentara Ekuador saat menggrebek narapidana di kompleks penjara Regional 8 selama operasi di Guayaquil, Ekuador, pada 18 Januari 2024 (foto:Handout/Angkatan Bersenjata Ekuador/AFP)

Perang Melawan Gangster, Ratusan Tentara dan Polisi Ekuador Grebek Penjara

Publish by Redaksi on 19 January 2024

NEWS, IDenesia.id - Ratusan tentara dan polisi melancarkan operasi pada hari Kamis waktu setempat di sebuah kompleks penjara yang luas di kota pelabuhan Guayaquil, penjara yang sama dimana bos geng Adolfo Macias, alias “Fito”, melarikan diri minggu lalu.

Pembobolan penjara tersebut memicu tindakan keras pemerintah dan, pada gilirannya memicu pembalasan sengit dari kelompok gangster. Setelah penggerebekan itu, tentara membagikan foto-foto narapidana yang diborgol dan mengenakan pakaian dalam yang berbaring telungkup di halaman penjara.

Gambar serupa telah dirilis dalam beberapa hari terakhir ketika pemerintah mencoba merebut kembali kendali penjara dari geng-geng tersebut. Petugas berseragam “mengendalikan perimeter eksternal dan internal kompleks penjara” di Guayaquil, tulis tentara di X.

Sementara itu, dua tersangka ditangkap karena diduga berperan dalam penembakan mati jaksa, kata komandan polisi Cesar Zapata di media sosial, Kamis. Sebuah senapan, dua pistol dan dua mobil disita sebagai “barang bukti”.

Jaksa Cesar Suarez ditembak mati pada hari Rabu lalu di dalam mobilnya di jalan-jalan Guayaquil, yang telah menjadi pusat berbahaya bagi ekspor kokain dari negara-negara tetangga.

Jaksa yang terbunuh itu bertanggung jawab atas penyelidikan penyerangan yang disiarkan langsung oleh gangster di sebuah studio TV milik negara, juga di Guayaquil, minggu lalu.

Presiden Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat menyusul kaburnya bos narkotika berbahaya (foto:Rodrigo BUENDIA / AFP)

Keadaan darurat

Alessandro Rampietti dari Al Jazeera, yang melaporkan dari negara tetangga Kolombia, mengatakan pasukan keamanan khawatir bahwa para narapidana mungkin bersenjata lengkap di penjara Guayaquil yang mereka grebek.

“Namun, tidak ada konfrontasi dengan polisi dan tentara yang melakukan intervensi di penjara,” katanya dari Bogota, disadur IDenesia dari Al Jazeera, Jumat 19 Januari 2024.

“Pembunuhan terhadap para jaksa menunjukkan bahwa meski mendapat pukulan keras, geng-geng tersebut bersedia dan mampu menimbulkan kerugian pada pemerintah melalui pembunuhan besar-besaran,” katanya. “Hal ini juga memberi tahu kita bahwa konflik kemungkinan besar akan berlanjut untuk waktu yang lama.”

Ekuador yang pernah dianggap sebagai benteng perdamaian di Amerika Latin, kini terjerumus ke dalam krisis setelah bertahun-tahun melakukan ekspansi oleh kartel transnasional yang menggunakan pelabuhannya untuk mengirimkan narkoba ke Amerika Serikat dan Eropa.

Menanggapi kaburnya Fito, Presiden Ekuador Daniel Noboa memberlakukan keadaan darurat selama 60 hari dan jam malam setiap malam. Kartel bereaksi dengan cepat, mengancam akan mengeksekusi warga sipil dan pasukan keamanan serta menyandera puluhan polisi dan petugas penjara yang telah dibebaskan.

Pada tanggal 9 Januari, para anggota gengster menyerbu stasiun TV tersebut, menembakkan senjata dan memaksa staf untuk berbaring di tanah ketika seorang wanita terdengar memohon: “Jangan tembak. Tolong jangan tembak.” Polisi memasuki studio setelah sekitar 30 menit kekacauan, menangkap 13 penyerang, banyak di antaranya remaja.

Noboa kemudian menyatakan negaranya berada dalam “keadaan darurat.” Ia mengerahkan ribuan tentara dan polisi untuk berpatroli di jalan-jalan, memburu anggota geng, narkoba, dan senjata. Dalam sembilan hari terakhir, mereka telah melakuka lebih dari 23.000 operasi dan menangkap 2.174 orang – 158 di antaranya dicari karena “terorisme”, menurut tentara.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross