Pesawat Pesawat yang jatuh adalah de Havilland Canada DHC-8-100, Jatuh Di Papua Nugini Pada 13 Oktober 2011

Peristiwa Jatuhnya Pesawat di Papua Nugini Pada 13 Oktober 2011

Publish by Redaksi on 13 October 2022

NEWS, IDenesia.id – Hari Kamis ini, bertepatan tanggal 13 Oktober, mengingatkan kita pada sebuah peristiwa tragedi kecelakaan pesawat yang jatuh di Papua Nugini pada tahun 2011.

Jatuhnya pesawat penumpang di Papua Nugini, menyebabkan 28 orang meninggal dunia. Pesawat nahas itu jatuh saat tengah terbang dari Lae menuju wilayah wisata Madang, Papua Nugini. Pilot dan ko-pilot dari pesawat PNG Dash 8 dipastikan selamat dalam kejadian ini. Demikian diberitakan Associated Press.

Airlines PNG Penerbangan 1600 adalah pesawat penumpang yang jatuh di dekat muara Sungai Gogol, Papua Nugini pada tanggal 13 Oktober 2011. 28 dari 32 orang diatas pesawat meninggal dunia.

Pesawat yang jatuh adalah de Havilland Canada DHC-8-100 (dikenal juga sebagai Dash 8), yang dioperasikan oleh Airlines PNG dengan jadwal penerbangan domestik dari Bandar Udara Lae Nadzab ke Bandar Udara Madang. Tempat jatuhnya pesawat berada di 20 km di selatan bandar udara tujuan.

Papua Nugini (atau bahasa Inggris: Papua New Guinea yang berarti Papua Guinea Baru) adalah sebuah negara yang terletak di bagian timur Pulau Papua dan berbatasan darat langsung dengan Provinsi Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan di sebelah barat.

Benua Australia di sebelah selatan dan negara-negara Oseania berbatasan di sebelah selatan, timur, dan utara. Ibu kotanya, dan salah satu kota terbesarnya, adalah Port Moresby. Papua Nugini adalah salah satu negara yang memiliki keragaman yang tinggi, dengan lebih dari 850 bahasa lokal asli dan sekurang-kurangnya sama banyaknya dengan komunitas-komunitas kecil yang dimiliki, dengan populasi yang tidak lebih dari 6 juta jiwa.

Papua Nugini juga salah satu negara yang paling luas wilayah perkampungannya, dengan hanya 18% penduduknya menetap di pusat-pusat perkotaan. Negara ini adalah salah satu negara yang paling sedikit dijelajahi, secara budaya maupun geografis, dan banyak jenis tumbuhan dan binatang yang belum ditemukan diduga ada di pedalaman Papua Nugini.

Sebagian besar penduduk menetap di dalam masyarakat tradisional dan menjalankan sistem pertanian sederhana yang hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Masyarakat dan marga ini memiliki beberapa pengakuan tersirat di dalam kerangka undang-undang dasar negara Papua Nugini.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross