NEWS, IDenesia.id - Microsoft akan menggunakan teknologi ChatGPT untuk meningkatkan kualitas mesin pencari milik mereka yaitu, Bing. Teknologi ChatGPT milik OpenAI, telah menjadi bahan perbincangan di seluruh dunia sejak diluncurkan tahun lalu.
Dikembangkan oleh OpenAI yang didukung oleh Microsoft, ChatGPT menggunakan teknik pembelajaran yang mendalam untuk menghasilkan respons seperti manusia terhadap permintaan pencarian di mesin pencari.
Dilansir dari BBC, Satya Nadella selaku CEO Microsoft mengklaim bahwa teknologi ini siap untuk mengubah “sifat” pencarian online dan interaksi dengan banyak perangkat lunak lainnya.
"Teknologi ini akan mengubah hampir semua kategori perangkat lunak yang kita kenal," ujar Nadella.
Bing sekarang akan menanggapi permintaan pencarian dengan jawaban yang lebih rinci, tidak hanya tautan ke situs web.
Pengguna bahkan bisa mengobrol dan berdiskusi dengan bot untuk menyesuaikan pertanyaan mereka agar lebih baik dan lebih. Jawaban yang lebih kontekstual akan ditambahkan di sisi kanan halaman pencarian.
Mesin pencari Bing yang baru akan segera diluncurkan, dengan jumlah pencarian yang saat ini masih terbatas untuk setiap orang.
Pengumuman ini muncul sehari setelah Google mengungkap chatbot barunya, Bard.
Kedua perusahaan ini sedang bersaing untuk memasarkan produk-produk mereka.
Microsoft, yang menjadi salah satu penyokong awal OpenAI yang berbasis di San Francisco, telah menginvestasikan miliaran dolar untuk teknologi kecerdasan buatan.
Beberapa waktu lalu, Microsoft mengumumkan bahwa mereka telah memperpanjang perjanjian kerja samainya dengan OpenAI dalam investasi multi-tahun senilai miliaran dolar.
Microsoft mengatakan bahwa Bing akan menggunakan teknologi OpenAI yang bahkan lebih canggih dari teknologi ChatGPT yang diluncurkan tahun lalu. Teknologi ini juga akan dimasukkan ke dalam peramban web, Edge.
Saat ini, ChatGPT telah digunakan oleh para siswa untuk lulus ujian dan tes, teknologi memiliki potensi untuk mengganggu berbagai profesi, termasuk jurnalisme.
Namun, ChatGPT dikritik karena sering memberikan jawaban yang salah. ChatGPT juga bekerja pada set data yang umumnya diambil dari tahun 2021 atau sebelumnya, sehingga banyak dari jawabannya yang bisa jadi sudah ketinggalan zaman.
