NEWS, IDenesia.id - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin tengah mencermati penyebab kenaikan harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Kota Makassar. Menurutnya selain di picu inflasi melonjaknya harga ini dicurigai sebagai ulah spekulan. 

"Kami tidak segan menindak tegas para spekulan yang menimbulkan inflasi di daerah ini, sebab Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang terdiri dari unsur Kepolisian dan Kejaksaan, jadi silahkan dilaporkan," tegas Bahtiar dilansir dari laman resmi Pemprov Sulsel, Kamis, 28 September 2023. 

Pemprov Sulsel bersama tim gabungan TPID juga telah melaksanakan inspeksi mendadak di dua pusat pasar tradisional di Makassar. Yakni Pasar Pa’baeng-baeng dan Pasar Terong. Di sana pemerintah menemukan sebanyak 21 jenis bahan pokok yang naik. 

Seperti beras, jeruk, bawang, telur, tahu dan daging ayam potong. Beras premium dijual Rp10 ribu naik Rp2 ribu. Sementara beras medium dijual Rp13 ribu naik Rp3 ribu. Ayam potong naik 3 ribu per ekor. Sementara harga jeruk nipis naik Rp8 ribu, dari harga Rp10 ribu menjadi Rp18 ribu per kilo.

Bahtiar mengungkapkan, selain memastikan stok pangan dan distribusi komoditi bahan pangan, juga dari sisi supplier maupun produksi pangan. Kepala Kejati Sulsel Leonard Eben Ezer mengaku, siap memproses laporan atau temuan di lapangan terkait kenaikan harga ini. 

“Akan mendukung program Pj Gubernur Bahtiar dalam upaya menekan inflasi, sekiranya ada distribusi komoditas pangan yang terhambat atau terdapat penumpukan komoditi pangan. Kami tidak segan akan menindak para spekulan maupun mafia pangan di Sulawesi Selatan," tegasnya. 

Begitu juga dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Hilman Pujana. "Kami terus memantau dan mengimbau para distributor untuk tidak menahan pasokan distribusi komoditi pangan. Kami bersama aparat penegak hukum tidak segan untuk bertindak," lanjutnya menyudahi.